Jumat, 30 Januari 2015

Selalu bersyukur



Kata ikhlas seakan menjadi misteri. Ada banyak orang-orang mengungkapkannya dengan penjelasan panjang lebar bahkan dengen perumpamaan-perumpamaan. Dan ternyata malah membuat bingung. membuat semakin tidak mengerti apa itu ikhlas. Sehingga membuat orang menjadi bimbang "Apakah yang saya lakukan ini sudah ikhlas? Kalau memang belum ikhlas, buat apa saya melakukan ini?" Maka yang muncul adalah sebuah keputus-asaan melakukan sesuatu. Takut dinilai tidak ikhlas karena definisi-definisi yang tidak cocok dengan hatinya.

"Mbok, bagaimana saya bisa ikhlas? Apa sih rahasia ikhlas itu sebenarnya?" Tanya saya sebelum berangkat Jumatan sambil ngopi.

Rabu, 28 Januari 2015

Sisi baik


Untungnya

Sungguh luar biasa mantra ini. Ketika seseorang mengucapkan "untungnya" maka musibah apapun akan segera terhibur hatinya.
Saya begitu senang mendengar cerita-cerita yang di dalamnya terdapat mantra "untungnya." Ada semacam kebahagiaan diam-diam diantara kesusahan yang dia ceritakan. Memandang segala bentuk kejadian dari sisi baiknya. Musibah pun tetap dipandang dalam segi optimis.

Saya tak hendak menyepelekan hal-hal buruk, rasa sakit atau apapun yang menyebabkan kekurangan. Kalau memang harus terjadi ya diterima dengan ikhlas, untuk kemudian memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kalau memang yang terjadi adalah musibah, maka tetaplah bersabar semoga musibah tersebut akan menguatkan di hari nanti.

Kamis, 22 Januari 2015

Nyetir


Sebagai seorang penunggang kuda besi alias biker, jalan raya adalah makanan sehari-hari. Jalan raya basah atau kering tetap saja dilalui demi sebongkah nasi dan sesendok berlian. Meski beberapa saat harus melahap juga jalan kampung, jalan makadam, jalan martabak, atau jalan tikus. Ngomong-ngomong siapa yang pernah lihat kuda besi makan tikus?

Berangkat dan pulang kerja, trek kalimalang selalu menjadi idola bagi motor. Jalan yang lurus dan relatif tidak bergelombang. Sangat cocok untuk para biker seperti saya. Meski harus bertarung dengan mobil, pickup, truk, bis dan kontainer. Bayangkan, bentuk motor yang kecil begini kalau sudah bersanding dengan monster jalanan ya ciyut juga nyalinya. Tapi kalau sudah konvoi dengan banyak motor, bisa merajai jalanan. Pemotor ramai-ramai dengan persamaan nasib, berangkat kerja demi hari nanti, pulang kerja demi anak istri Eeyaaa

Selasa, 20 Januari 2015

Operator


Dalam memimpin beberapa orang dalam sebuah perusahaan, saya merasakan suatu tantangan tersendiri. Memimpin beberapa mesin dan beberapa orang untuk menjalankan tugas perusahaan memang tidak mudah, namun harus dicari selanya agar proses berjalan dengan baik.

Jabatan sebagai Mandor tidak jarang berhubungan langsung dengan operator dan mesin yang terlibat langsung dengan kegiatan produksi. Kalau terjadi masalah dengan mesin lebih mudah penanganannya. Analisa penyebab, rencanakan perbaikan, estimasi dan perhitungan, pembuatan laporan, selesai. Penanganan operator ini yang harus lihai. Tidak semua orang bisa mengendalikan orang, karena masing-masing kepala mempunyai cara dan pemikiran sendiri-sendiri meskipun sudah diberitahu tentang pekerjaannya.

Berikut saya share pengalaman saya menjadi mandor (agak curcol sih sebenernya) berhadapan dengan anak-anak dan cara mengelolanya.

Jumat, 16 Januari 2015

Seikat rambutan


Gambar dicomot semena-mena tanpa izin dari Antaranews

Sudah musim rambutan rupanya. Musim penghujan mengantarkan pohon rambutan mengeluarkan buahnya. Biasanya sih serentak di berbagai tempat. Tinggal menunggu waktunya saja. Jika harga masih tinggi artinya memang belum banyak yang matang, jika harga sudah turun artinya sudah banyak rambutan di pasar yang ingin segera terjual.
Pernahkah beli rambutan? Pernahkah anda membeli rambutan dalam bentuk ikatan? Sepuluh ribu dapat 3 ikat begitu? Pasti pernah kan. Di pinggir jalan sering dijumpai sepeda-sepeda dengan keranjang di boncengannya membawa setumpuk rambutan ikat.

Pernahkah iseng membuka ikatannya? mengurai ranting-rantingnya? Saya pernah dan menemukan hal yang di luar dugaan.

Selasa, 13 Januari 2015

Produktivitas


Jika suatu saat anda mempunyai pabrik sendiri (saya doakan pembaca di sini semua mempunyai pabrik sendiri, Amiin) pasti akan mendapatkan pertanyaan tentang kemampuan atau kapasitas produksi pabriknya. Hal ini sangat penting untuk customer agar mereka bisa memperkirakan jumlah pemesanan dan waktu tunggu hingga barangnya selesai.

"Beli tempenya 3 keranjang, kapan jadinya?" Begitu pertanyaan yang sering didapatkan oleh pemilik pabrik.
Pemilik pabrik tidak serta merta tahu berapa kemampuan produksi pabriknya karena beliau tidak menghitung secara langsung kejadian di proses produksi. Pasti beliau akan menanyakan kepada bawahannya secara berantai. Saya sebagai salah satu mandor di pabrik ini harus tahu bagaimana menjawab pertanyaan tersebut.

Jumat, 09 Januari 2015

Berbuat baik


Hari ini saya sengaja berangkat ke pabrik pagi-pagi sekali. Ada sebuah kegalauan di dalam pikiran saya. Apakah salah berbuat baik kepada orang lain. Kok hingga masih dipertanyakan baik tidaknya perbuatan baik itu. Ingin sekali saya menumpahkan pikiran saya kepada mbok Djum sembari sarapan pagi sebelum masuk pabrik.

Sesampai di pabrik saya langsung menunjuk-nunjuk kaca ini itu. Layaknya touch screen, pesanan saya langsung terhidang dalam waktu singkat. Pagi-pagi warung masih lengang, belum banyak orang yang datang. Langsung saja saya mulai percakapan dengan pertanyaan saya.

"Mbok, semalem om NH update status seperti ini,
berbuat baik pada orang lain itu, ... tidak selalu baik.
Setuju? tidak setuju?
Bagaimana menurut mbok?" Pertanyaan saya langsung saja, tidak butuh penjabaran apa-apa dari saya.

"Kamu terlalu meracuni pikiranmu sendiri dengan prasangka-prasangka." Jawab mbok Djum langsung menuju sasaran. Sembari mengelap piring-piring yang tersusun rapi di meja.

Selasa, 06 Januari 2015

Meramal ramalan


Begitu terjadi bencana, maka bermunculan berita bahwa bencana tersebut sudah diramalkan. Perceraian artis, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, pesawat jatuh. Bahkan ada yang menyebutkan waktunya secara lebih akurat, akhir tahun! Hebatnya lagi, ramalannya ramai dibicarakan setelah sebuah kejadian terjadi.

Pertanyaannya lebih kritis lagi, kalau sudah diketahui akhir tahun ada bencana mengapa tidak bisa dicegah. Minimal diketahui dulu sehingga meskipun bencana betul-betul terjadi, antisipasinya sudah dipersiapkan sehingga kemungkinan selamat lebih besar.

Maka muncul komentar "Bencana di tangan Tuhan, hidup mati seseorang juga di tangan Tuhan. Bagaimanapun juga antisipasi yang dipersiapkan tidak akan mungkin lolos dari ketetapan Tuhan."

Lho ngapain pakai ramalan segala.

Dan anehnya, banyak orang Indonesia heboh dengan berita-berita ramalan tersebut. Banyak share ramalan itu dengan maksud yang entah apa. Di bawah masih saja dituliskan "Kebenarannya masih belum bisa dikonfirmasi" atau "harap hati-hati" "Wallahu A'lam"

Ayo berpikir logis saja. Kenapa kok gak ada ramalan tentang Jakarta akan terendam banjir. Banjir Jakarta termasuk bencana juga kan. Dan ramalannya sudah hampir mendekati benar ketika terjadi hujan lebat, pasti jalan protokol macet luwar binasa karena banjir.
Kenapa kok gak ada ramalan tentang harga cabe naik, harga daging sapi naik, harga ayam naik ketika mendekati puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri. Ramalan yang hampir mendekati kenyataan malah tidak mendapatkan respon apa-apa, tidak ada berita heboh tentang ramalan banjir dan harga naik.