Selasa, 06 Januari 2015

Meramal ramalan


Begitu terjadi bencana, maka bermunculan berita bahwa bencana tersebut sudah diramalkan. Perceraian artis, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, pesawat jatuh. Bahkan ada yang menyebutkan waktunya secara lebih akurat, akhir tahun! Hebatnya lagi, ramalannya ramai dibicarakan setelah sebuah kejadian terjadi.

Pertanyaannya lebih kritis lagi, kalau sudah diketahui akhir tahun ada bencana mengapa tidak bisa dicegah. Minimal diketahui dulu sehingga meskipun bencana betul-betul terjadi, antisipasinya sudah dipersiapkan sehingga kemungkinan selamat lebih besar.

Maka muncul komentar "Bencana di tangan Tuhan, hidup mati seseorang juga di tangan Tuhan. Bagaimanapun juga antisipasi yang dipersiapkan tidak akan mungkin lolos dari ketetapan Tuhan."

Lho ngapain pakai ramalan segala.

Dan anehnya, banyak orang Indonesia heboh dengan berita-berita ramalan tersebut. Banyak share ramalan itu dengan maksud yang entah apa. Di bawah masih saja dituliskan "Kebenarannya masih belum bisa dikonfirmasi" atau "harap hati-hati" "Wallahu A'lam"

Ayo berpikir logis saja. Kenapa kok gak ada ramalan tentang Jakarta akan terendam banjir. Banjir Jakarta termasuk bencana juga kan. Dan ramalannya sudah hampir mendekati benar ketika terjadi hujan lebat, pasti jalan protokol macet luwar binasa karena banjir.
Kenapa kok gak ada ramalan tentang harga cabe naik, harga daging sapi naik, harga ayam naik ketika mendekati puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri. Ramalan yang hampir mendekati kenyataan malah tidak mendapatkan respon apa-apa, tidak ada berita heboh tentang ramalan banjir dan harga naik.

Mari kita bermain-main sedikit. Seandainya nih, seandainya saja. Saya, anda semua, mendatangi tukang ramal. Kemudian diramal, hidup yang dijalani nanti akan miskin, sengsara, terlunta-lunta! Nah, saya tahu isi hati kalian, pasti gak ada yang mau terima. "Saya gak gitu. Saya gak akan seperti itu. Saya bukan orang yang terima dibilang miskin dan terlunta-lunta. Pasti peramalnya salah."
Atau kemudian diramal, hidup yang dijalani nanti akan kaya raya, hidup senang, bahagia, aman sentausa. lagi-lagi, saya tahu isi hati kalian. "Ah masak sih hidup saya nanti seperti itu?" Masalahnya kita sendiri yang gak percaya pada ramalan baik. Sungguh aneh.
Atau kemudian diramal, nanti matinya akan terkena penyakit, terkena bencana, atau mati dengan tenang. Maka dalam hati sudah bicara kesimpulan "Hidup mati sudah menjadi rahasia Tuhan. Tukang ramal tidak bisa lebih tahu daripada Rahasia Tuhan."
Jadi tukang ramal nasib dan bencana itu sebenarnya gak diterima di otak dan hati manusia. Makanya Kanjeng Nabi mengisyaratkan bahwa mendatangai tukang ramal itu dilarang. Karena memang gak jelas juntrungannya.

Ramalan akan berbeda sekali dengan prediksi dan doa-doa. Meskipun beberapa orang masih salah kaprah menyebutnya dengan ramalan juga.

"Saya ramalkan, dalam 100ribu KM motor anda akan rusak." Ya tentu saja karena oli motornya kering, mesinnya langsung ambrol. Prediksi mengikuti perhitungan dan kaidah hukum alam.
"Dalam 4 jam ke depan, saya ramalkan matahari akan menghilang." Ya tentu saja matahari tenggelam karena sudah memasuki waktunya.

Itu para ibu-ibu sudah sering meramalkan bahwa anaknya adalah pualing ngganteng, anaknya pualing cantik sedunia. Gak ada yang bisa ngalahin. Nah, gak papa toh. Wong meramalkan anaknya dengan yang baik-baik. Permintaan orang tua akan menjadi doa.

Pernah saya memberikan quote pada sebuah situs begini bunyinya

"Ramal dirimu sendiri sebelum diramal oleh orang lain."

Ramal diri sendiri lebih menuju kepada doa dan usaha. Saya nanti akan jadi pengusaha sukses. Saya ramalkan diri saya akan mempunyai 30 pabrik. Saya ramalkan diri saya akan jadi direktur, dan sebagainya dan sebagainya.
Diramal orang lain, pastinya ramalan orang lain itu tidak jauh dari bencana dan nasib. Dan nasib tidak jauh dari nasib buruk karena sangat jarang sekali kita percaya pada ramalan nasib baik. Nasib baik akan kita usahakan sendiri tanpa menunggu ramalan orang lain.

35 komentar:

  1. Hidup tgt usaha dan doa kita sendiri ya. Ehe jd ingat pas SMP suka bc ramalan zodiak di majalah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Zodiak di majalah dibikin asyik aja. Kalau pas ramalannya jelek, ah saya gak seburuk itu kok. Kalau pas ramalannya bagus, aah saya kok gak gitu-gitu amat.

      Hapus
  2. untuk para ibu hanya anak-anaknya lah yang paling ganteng dan cantik tentunya ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar bunda, doa-doa ibu akan sangat manjur buat anak-anaknya. Meskipun orang-orang masih salah kaprah menyebutnya. Anak-anaknya tetap diramalkan pualing ganteng dan pualing cantik

      Hapus
  3. Maaf mas, ini mandortempe ya?
    Ramal2an Dan cocoklogi lagi in banget sekarang. Kalo ga ikutan mainstream dibilang kuno. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mbak Quinie, ini saya.
      Penyakit ikut-ikutan di Negeri ini masih sangat akut, susah sekali untuk diajak berpikir logis

      Hapus
  4. kalo ramalan cuaca.. sesekali butuh
    kan gpp ya mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ramalan cuaca termasuk prediksi, mempelajari hukum alam.
      Kalau begini biasanya jadi ini, kalau begitu biasanya jadi itu. Meskipun ada hal-hal di luar kebiasaan yang menjadi kekuasaan dan campur tangan Tuhan, tapi itu tidak banyak terjadi. Yang lumrah terjadi adalah hukum alam berjalan sesuai dengan aturan yang telah dibuatNya

      Hapus
  5. iya ya,minggu2 ini banyakk banget ramalan bermunculan..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya malah heran dan kasihan. Ramalan itu kok malah mencari pembenaran tentang musibah yang telah terjadi.

      Hapus
  6. biarlah semuanya mengalir apa adanya, diiringi do'a serta ikhtiar yang rajin ... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, kalau memang itu rahasia Tuhan, biarlah tetap menjadi rahasia. Agar kita punya semangat untuk menjalaninya.
      Contoh kecil saja : Besok pagi di kantor sudah tahu akan dimarahi oleh bos. Maka malamnya gak bisa tidur gelisah terus-menerus hingga pagi. Gak punya semangat untuk tidur, gak punya semangat untuk berangkat kerja.

      Hapus
  7. Saat mengetik komen ini aja saya ga tau keadaan berikutnya,
    yang penting saat ini saya berusaha menunjukkan saya berkunjung dengan menuliskan sebuah komen, dan tetap percaya masa depan itu rahasia, bukan ramalan, tapi do'a mutlak mendampinginya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa depan memang harusnya tetap menjadi rahasia, tidak usah diramal-ramal. Oleh karena itu usaha dan doa akan menjadi pendorong dalam menjalani hidup.

      Hapus
  8. apapun alasan dan motivasinya, percaya ramalah menurut saya lebih dekat pada keburukan bahkan bisa jadi menyesatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar abi, ramalan memang menyesatkan dan tidak berdasar

      Hapus
  9. Negeri para peramal, adalah negeri yg tak akan pernah diberi keberkahan oleh Allah Ta'ala. Yuk kita jauhkan diri dari urusan model beginian.

    Tetap berusaha dan berdoa untuk mencapai sesuatu tujuan itu yg penting.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mari kita menjauhi ramalan-ramalan yang tidak berdasar seperti ini. Selain tidak ada manfaatnya, juga tidak ada keberkahan sama sekali.

      Hapus
  10. Ramalan itu hanya rekayasa manusia, sedang ketetapan Allah tak ada satupun manusia yang bisa meramalkan. Saya rasa ramalan itu akan menggiring manusia ke sifat takabur. Adanya musibah, bencana dll adalah ujian Allah diperuntukkan bagi umatNya, seberapa besar iman mereka bila diuji dg hal2 yang kurang mengenakkan atau menyedihkan itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ramalan manusia tentang kejadian bencana dan nasib hanyalah tebak-tebakan saja. Kalau cocok sukur kalau gak cocok ngeles. Gak ada juntrungannya.
      Maka dari itu, biarlah yang rahasia tetap menjadi rahasia agar kita menjalani hidup bisa lebih bersemangat,

      Hapus
  11. aku ngak percaya sama ramalan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, gak usah terpengaruh dengan ramalan-ramalan yang muncul. Aneh-aneh isinya

      Hapus
  12. wih ramalan...percaya ama Allah aja deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hanya kepada Allah kita menggantungkan nasib dan masa depan.

      Hapus
  13. kata 'ramalan' sendiri cenderung klenik, padahal cuaca aja ada ramalannya jadi pasti ada perhitungannya sendiri.Yang pasti, ihktiyarkan masa depan kita secara maksimal, kelak Allah pasti akan mengganjar sesuai upaya kita. Terimakasih sudah mampir di blog saya ya, mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahaa terima kasih telah berkunjung balik ke sini. Ramalan yang idak berdasar hanya menambah galah hati, gak jelas juntrungannya.
      Hanya kepada Allah lah yang pantas untuk tempat bergantung dengan segala sesuatu, termasuk nasib dan masa depan. Dengan ikhtiar dan doa yang baik, Insya Allah akan ditunjukkan jalan menuju keberhasilan.

      Hapus
  14. Tantangan meningkatkan ketepatan modeling prediksi agar ketetapan hukum alam nggak jadi bulan-bulanan ramalan ya Mas.
    Ramalan, yen (o)ra (nge)mal alias tidak berpola rapapa, hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, pemodelan hukum alam beserta gejalanya lebih logis daripada ramalan. Ramalan yang tidak jelas juntrungannya tidak bisa dipakai sebagai dasar pembuatan keputusan.

      Hapus
  15. Aku sebel kalok ramal-meramal. Apalagi kalok kebetulan terjadi.. :(

    BalasHapus
  16. Jleb banget, soale aku barusan lihat ramalan shio tahun kambing kayu ini, hahaha... Aku seneng baca-baca ramalan tapi yang apik-apik aja yang dipercaya. Aku juga meramal nanti aku bakal keliling dunia =)) Boleh to Om doa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, ramal dirimu sendiri mau jadi apa dan kayak apa nantinya. Pokoknya sukses selalu hahahaha. Namanya doa tho

      Hapus
  17. katanya, di tahun ini bakal bnyk bencana. kalau saya pikir...ya wajar. namanya dunia makin lama makin tua dan bencana pasti terjadi kan?
    eh ramalin kapan saya lulus cpns donggg... tahun ini kan lulusnya saya? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaminn semoga tahun ini langsung lulus jadi CPNS ya dan segera mengabdi kepada Bangsa dan Negara

      Hapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih