Rabu, 13 Mei 2015

Sakit itu

Perempuan Desir Angin, cerita sebelumnya ada di sini Resah


Bulan Rajab sedang berjalan menuju akhir. Sebelum nantinya bergulir ke bulan sya'ban. Bulan yang membuat sebagian orang menjadi sangat sibuk dengan persiapan-persiapan yang bulan berkah. Pikiran sudah tidak berada di tempatnya berada. Sedang kerja pikiran di rumah, sedang bertugas pikiran di kampung, sedang membetulkan mesin pikiran di mall.
Bulan Rajab diiringi dengan siang yang panas terik. Musim penghujan sudah lewat masanya, diakhiri dengan hujan deras disertai petir beberapa hari yang lalu. Hujan yang sangat deras dan tiba-tiba, yang terjadi tidak lama. Seakan-akan alam marah dan ingin menunjukkan kekuatannya kepada manusia yang ada.

Seperti halnya teleponmu kemarin yang secara tiba-tiba. Sungguh mengejutkan. Sama seperti hujan petir yang datang tempo hari. Mungkin aku tidak terlalu menganggap sebuah firasat, namun ada kalanya itu adalah pertanda yang aku sendiri tidak menyadarinya. Sebuah telepon yang secara redaksional "meminta izin" untuk menjenguk Ray, namun yang sebenarnya ini adalah sebuah ungkapan cinta.

Dalam pikiranku terus berkecamuk, cinta yang mana? Kekasih sedang sakit atau meminta izin kepada kekasih untuk pergi?