Rabu, 28 Januari 2015

Sisi baik


Untungnya

Sungguh luar biasa mantra ini. Ketika seseorang mengucapkan "untungnya" maka musibah apapun akan segera terhibur hatinya.
Saya begitu senang mendengar cerita-cerita yang di dalamnya terdapat mantra "untungnya." Ada semacam kebahagiaan diam-diam diantara kesusahan yang dia ceritakan. Memandang segala bentuk kejadian dari sisi baiknya. Musibah pun tetap dipandang dalam segi optimis.

Saya tak hendak menyepelekan hal-hal buruk, rasa sakit atau apapun yang menyebabkan kekurangan. Kalau memang harus terjadi ya diterima dengan ikhlas, untuk kemudian memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kalau memang yang terjadi adalah musibah, maka tetaplah bersabar semoga musibah tersebut akan menguatkan di hari nanti.

Sedangkan menderita akibat hal buruk dan rasa sakit tersebut adalah pilihan.Banyak orang menikmati penderitaan. Atau lebih memilih melihat dari sisi buruknya. Ini hanyalah masalah cara pandang terhadap sesuatu. Cobalah untuk tidak menikmati penderitaan. Ditutup saja dan dihibur dengan mantra "untungnya" semoga segera hatinya senang kembali.

Saya punya cerita yang menarik tentang cara pandang ini, di luar mantra "untungnya" itu. Cara pandang tentang suatu hal yang terjadi.

Masih ingat dengan berita ini?
"Indra Sjafri Arogan" sebuah judul pemberitaan media massa yang menyolok. "Sampaikan ke Korea, siap-siap tanggal 12 kita kalahin."
Judul berita yang menurut saya provokatif yang melihat hanya dari sisi buruk saja.

Setelah mendengar pemaparan beliau, saya malah ngakak. Jadi tahu mana yang fakta dan mana opini. Pada saat itu Pak Indra ditanya dengan pertanyaan berikut "Bagaimana persiapan anda agar U-19 tidak kalah terlalu besar?"

Tanggapan Indra Syafri sebagai berikut "Lho ini gimana? Sebuah perjuangan latihan keras untuk kemenangan dihadang dengan pertanyaan seperti itu. U-19 berlatih untuk menang, bukan untuk kalah. Sepakbola masa lalu jangan disamakan dengan Indra Sjafri."

Saya pikir, siapapun yang sudah bekerja keras, akan tersinggung jika hasil kerjanya dianggap sebagai penambal "tidak kalah terlalu besar." Sayangnya, pertanyaan wartawan tersebut tidak dituliskan ke dalam berita. Jika hanya membaca judul, yang didapat adalah "Arogan", setelah mencari-cari tahu di tempat lain, kesimpulan yang didapat adalah "Sampaikan ke Korea, siap-siap tanggal 12 kita kalahin." adalah fakta. Sedangkan judul "Arogan" adalah opini dari si penulis berita.

6 komentar:

  1. Media kadang tidak menuliskan isi secara keseluruhan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Media selalu mencari berita yang bagus untuk dijual. Termasuk memotong berita seperti di atas itu bunda

      Hapus
  2. Duh..duh...
    media kalo udah memutarbalikkan perkataan emang udah paling serem deh :)

    Untunglah aku mampir kesini, jadi bisa komen disini :)
    *kangen mbok Jum*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tahu apa-apa yang sebenarnya terjadi, malah kelihatannya gak fair dengan apa yang diberitakan

      Hapus
  3. Memang ya bang sudut pandang stiap org bisa beda kalau ngak besar hati sudut pandang ini bsa jd masalah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan melihat lebih menjauh dan dari sisi lain, akan ada banyak persepsi dari suatu kejadian. Semoga kita selalu berbaik sangka saja

      Hapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih