Jumat, 10 April 2015

Biasa bisa

Orang bilang bisa karena biasa. Nah yang belum bisa harus terus melakukan hal tersebut secara berulang. Namanya juga mencoba, pasti ada salahnya dong. Dari kesalahan-kesalahan itu itulah seseorang bisa belajar. Dengan melakukan berulang-ulang seseorang lebih mendalami apa-apa yang dikerjakannya.
Dengan mengalami banyak kesalahan, akan semakin lihai dalam melakukan yang dikerjakannya. Keledai akan menolak jatuh di lubang yang sama karena lubang tersebut ada bekasnya. Apalagi orang, tidak mungkin orang akan melakukan kesalahan yang sama karena akan merasa bodoh dengan sendirinya. Menghabiskan waktu dan tenaga namun tidak memberikan hasil apa-apa.

Itulah sebabnya banyak orang yang ketika disanjung malah biasa-biasa saja. Lha memang sehari-harinya yang dikerjakan itu, tidak ada ketakjuban apapun bagi orang yang sudah terbiasa. Makanya kadang orang merasa aneh ketika dipuji-puji "ini kerjaan saya sehari-hari, gak ada yang aneh dengan semua ini." Maka sebaik-baik pujian dan sanjungan itu dikembalikan kepada Tuhan seluruh alam, Tuhan pemilik segala puji-pujian, Alhamdulillah.


"Jadi sebenernya kamu itu mau ngapain?" Tiba-tiba mbok Djum muncul dari belakang di sela-sela obrolan saya dengan teman-teman pas makan siang.

"Eh nganu mbok, saya akan melakukan hal yang tidak biasa. Kalau biasanya saya menghadapi anak-anak di pabrik. Sekarang saya mencoba sesuatu yang tidak biasa. Mengajar anak-anak SD." Saya dengan malu-malu mengakui saja. Bahwa saya sebenarnya merasa gentar menghadapi anak-anak.

"Sesuatu yang biasa itu diawali dengan hal yang tidak biasa, hal yang baru. perkara sulit atau tidaknya itu hanya masalah waktu. Bagaimana caramu adaptasi dengan hal baru tersebut."

Saya hanya manggut-manggut.

"Eh ... katamu tadi anak-anak SD ya. Nanti kamu akan merasakan bahwa Guru SD itu adalah pahlawan yang sebenar-benarnya. Mereka mendidik dan mengajar agar anak-anak itu menjadi orang yang besar nantinya."

Pikiran saya melayang-layang kembali ke masa silam. Saat saya dulu sekolah SD di pinggir pasar. Betapa gigihnya para guru tersebut mendidik saya sehingga saya menjadi seperti yang sekarang ini.

-----------
Maksud postingan ini apa? Tunggu postingan selanjutnya ya

3 komentar:

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih