Jumat, 08 Agustus 2014

Personalize

Secangkir kopi terhidang dengan manisnya di depanku. Mengepul panas, beraroma mantap.

Kopi permintaanku ini sudah dihafal oleh mbok Djum takaran dan racikannya. Satu sendok kopi hitam ditambah dengan satu setengah sendok gula. Kemudian disiram dengan air mendidih di atas kompor. Airnya harus benar-benar mendidih (mbulak-mbulak) sehingga ketika dimasukkan ke dalam gelas, bubuk kopinya ikut terangkat dan mengambang bercampur busa kopi yang terbentuk. Kopi menjadi matang terkena air mendidih dan aromanya langsung memenuhi ruangan.
Seduhan kopi diaduk, dengan kondisi kopi masih mengambang. Perlahan-lahan ampas kopi turun seiring dengan penurunan suhu seduhan.

Jika bubuk kopi tidak terangkat ke permukaan maka proses penyeduhan kopi dianggap gagal dan harus membuat kopi baru lagi.

Bisa jadi racikan untuk orang lain berbeda dengan kopi yang terhidang di depanku ini.Itulah yang membuat orang-orang di sini betah. Masing-masing orang merasa diperhatikan secara personal, dihafal menurut kebiasaannya.

Mempelajari kebiasaan orang ini dampaknya sangat besar. Orang lebih merasa dihargai. Keakraban dan kebersamaan bisa terjalin. Mempelajari ini juga secara wajar, tidak kepo sok pengen tahu. Malah nanti jadi risih, kok ada orang yang pengen tahu banget tentang data diri.

Orang yang sudah merasa dihargai akan dengan mudah diambil hatinya. Setelah itu apapun yang dibicarakan pasti nyambung, ide-ide baru langsung saling melengkapi tanpa ada rasa tersinggung, rencana-rencana yang dibicarakan pasti terlaksana.

Fenomena "Personalize Others" ini lambat laun sangat sulit ditemui. Yang ada malah "Generalize Others" sehingga semua dianggap sama untuk mempermudah. Eh, mohon maaf itu istilah asing di atas jangan dicari di Google, karena itu istilah ngawur saya. Anggep saja paragraf yang ini tidak ada, biar gak pusing mikirnya.

Maka dengan mudah orang bisa memilah, ini asli itu palsu. Ini terucap oleh manusia, itu terucap oleh mesin. Aku teringat dengan SMS gebyah uyah seperti "kirimi mama pulsa" atau "mama di kantor polisi" atau "Nomer rekening BCA Mandiri Danamon saya ini 123456789 an Maling". Atau yang sekarang sedang marak, ucapan Mohon maaf lahir batin dengan disertai beberapa baris ungkapan dan sejumput doa. itu kan dikirim secara sporadis di seluruh nomer kontak. Apa bedanya dengan "Mama minta pulsa" itu, toh juga setelah ngirim gak kepikiran salahnya apa kepada siapa.

"Ketahulilah bang, bahwa perlakuan secara personal itu lebih berharga daripada sapaan robot." Begitu mbok Djum mengawali pembicaraannya. "Makanya cara yang paling mudah untuk mendapatkan hatinya adalah dengan memanusiakan manusia"

"Iya mbok. Saya juga mengalaminya, seringnya sih di minimarket."

Aku pun melanjutkan cerita, sekarang mbok Djum gantian yang mendengarkan.

"Selamat datang di PabrikMart, Belanja Tepat Harga Hemat!"
"Mau tambah isi pulsanya sekalian Mas!"
"Ini saja, ada lagi yang mau dibeli?"

Mereka ngomong itu sambil matanya kemana. Tangannya sibuk pada keyboard scanner laci uang. Lha ngomongnya sama siapa sih? Padahal aku kan ada di depannya.

Di salah satu minimarket saya pernah menemui sesuatu yang tidak lazim. Padahal itu yang diharapkan oleh semua orang.
Mbak kasirnya itu sebisa mungkin mengenal seluruh konsumennya ketika membayar.

"Selamat sore Mas ... aduh siapa yah, kok bisa saya lupa namanya." Kemudian dia sibuk membuka catatan kecil, yang saya rasa itu adalah konsumen-konsumennya yang sudah pernah berkunjung.

"Aduh kenapa saya bisa lupa, maaf ya mas ... " sambil membolak-balik catatannya.

"Saya Mas Mandor mbak, saya mau beli ini" sambil menyerahkan barang bawaanku.

"Ahh iya, Mas Mandor. Maaf ya."

Kemudian dia scan barang-barang yang kubeli. Transaksi berlangsung standar disertai ucapan terima kasih sesudahnya.
Setelah saya meninggalkan kasir, terdengar sayup-sayup suara kasir

"Selamat sore Pak Herman, Bu Herman. eee si kecil kayla tambah gemuk aja"
.... ....
... ..
Anda bisa bayangkan betapa senangnya konsumen mendapatkan sapaan yang benar-benar natural.

11 komentar:

  1. Kalau orang sudah merasa dihargai akan membuat proses komunikasi akan menjadi baik. "berikan penghargaan yang tulus" ini adalah salah satu bab penting di buku how to win friend and influence people karya dale carnigie

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar mas, sampeyan baca buku itu juga wahahahaha ...

      Hapus
  2. Mas, teori seduhan kopi itu seriusan? Ngambang gtu kopinya?

    Saya belum pernah nyoba buat atau nyeruput, sih. Lha wong blm doyan. :D

    Kontak mata adalah sebentuk perhatian yang tak trkalahkan. Kepada siapa pun. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teori menyeduh kopi itu hanya berdasarkan permintaan saya. Kalau ada metode lain yang lebih bisa menguatkan rasa kopi, saya akan ubah metodenya.

      Kontak mata dalam memenangkan konsumen sangat penting. Dia bisa menjadi pengikat, atau bahkan bisa jadi pengusir hahaha

      Hapus
  3. Pernah mas beli di toko Asia sini, si kasir melayani sambil nelpon, kalau dah gini sudah deh nggak mau datang lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah ketemu model kasir yang seperti itu juga ya. Kalau sudah begitu yang rugi kan tokonya sendiri, konsumen gak bakalan datang lagi

      Hapus
  4. Manggut-manggut nih Mas Sus, diuwongake sungguh menyentuh hati. Sapaan khas antar personal membuat pelanggan betah secara alami.
    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memanusiakan manusia, menghormati antar sesama akan menjalin keakraban dan membuat pelanggan nyaman. Kenyamanan inilah yang akan langgeng pada transaksi berikutnya

      Hapus
  5. Balasan
    1. lah ini yang muncul..
      ngetik ulang...

      emang ga gampang yang bener bener tulus baik dalams enyum maupun sapapn,kliatan yang dibuat demikian rupa oleh perusahaan dengan yang kenal secara personal...

      dan mbok djuma dalah favorite,jadi pengen kenal lebih dekat dg mbok djum dengan secangkir teh manis anget :)

      Hapus
    2. makanya kapan-kapan mampir ke warung mbok Djum untuk mendapatkan keramahannya.
      Kapan bisa maen ke sini ...

      Hapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih