Sholat tarawih sudah dilakukan semalam dalam menyambut
datangnya bulan Ramadhan. Orang-orang yang datang membludak hingga di luar,
antusias sekali. Tua muda tumpah ruah anak-anak berlarian, yang biasanya tidak
terlihat di masjid sekarang menampakkan diri. Alhamdulillah.
Setelah sholat Isya selesai, berselang wirid dan sholat
sunnah. Sang imam naik mimbar, dimulailah ceramah. Katanya kultum, kuliah tujuh menit. Tapi ini
sudah setengah jam berlalu tanpa ada kepastian selesai ceramah. Di dalam hati
saya kok ada ganjalan. Ada sesuatu yang membuat saya merasa tidak sreg. Saya melihat jamaah lain mendengar dalam
diam, bahkan terlihat beberapa orang malah tertidur.
Saya pun berandai-andai. Apa jadinya jika ceramahnya itu
ditempatkan setelah sholat tarawih. Apakah jamaah mendengarkan dengan antusias
atau berbondong-bondong pulang?
Saya yakin jamaah pasti lebih memilih pulang.
Ini pasti ada yang salah. Kalau bukan hati para jamaah yang sudah keras, ya mungkin materi ceramah dan orangnya yang membosankan.
Ini harus diperbaiki.
Kalau memang saya, anda, mereka, kita semua mudah bosan dengan
ceramah-ceramah yang ada. Hati yang dibawa harus ditata dulu, setiap ceramah
yang terucap pasti ditujukan ke dalam hati. Kalau memang dari penyampai ceramah
yang mengangkat materi yang sudah umum yang mudah ditebak dan membuat orang
bosan dan mengantuk. Mencari materi yang membuat antusias.
Anda sendiri bagaimana?
(Jumlah kata : 201 kata)
Selamat menjalankan ibadah puasa bang mandor.
BalasHapusSemoga ibadah tahun ini makin maknyuss.
Strategi mengemas materi menjadi penting ya Mas. Selamat meramaikan gawe di om eNHa. Salam
BalasHapusSaya sudah datang ke sini dan membaca tulisan ini
BalasHapusTerima kasih telah berkenan untuk ikut meramaikan Lomba Menulis : 1001 Kisah Masjid di blog saya
Semoga sukses.
Salam saya