Senin, 13 Oktober 2014

Selamat Ulang Tahun

Aku ditarik Perempuan Desir Angin memasuki sebuah rumah makan, tepatnya sebuah restoran. Sore itu masih matahari masih membakar, panasnya tidak berkurang untuk jam yang seharusnya angin semilir, berdesir. Sepertinya ini tempat makan yang elit. Aku ikut saja. Di kota ujung barat Jawa Barat ini aku hanya pasrah saja karena di kota ini, Cilegon, dia sudah menghafal seluk beluk kota.

Pelayan itu membukakan pintu, memandang ramah kepada Perempuan Desir Angin "Tempat favorit mbak sudah kosong" katanya. Rupanya keduanya sudah saling kenal. Pelayan juga mengulas senyuman kepadaku, hanya saja nampaknya aku asing di wajah pelayan itu. Artinya Perempuan Desir Angin sudah sering makan di sini sehigga sudah dikenal oleh beberapa orang penghuni restoran.


Di dalam ruangan tampak tenang. Paling tidak suasananya tidak segarang di luar ruangan. Aku mengenali parfum yang kau gunakan itu, pasti DKNY delicious. Kamu hanya memakainya sedikit, aromanya samar-samar namun mengesankan. Kamu benar-benar tepat memakainya.
Aku pernah tahu saat sedang jalan-jalan di salah satu mall, diberikan secarik kertas beraroma sample DKNY Delicious itu, tepatnya DKNY be Delicious women.

"Kamu pakai apa sih say?"

"Pakai ..."

"Bentar, Delicious bukan?"

"Eh, benar. Kamu gak suka ya?" Wajahnya tiba-tiba berubah. Agak sedikit ragu.

"Enggak... enggak ... eh iya suka. Waduh. Kamu cocok pakai itu." Jawab saya gelagapan.
Kemudian kamu tersenyum manis.

Kamu bilang sering datang ke tempat ini. Duduk di pojok seperti ini, memandang ke jalan raya yang ramai di balik kaca transparan. Mengamati orang-orang yang lalu-lalang beraktifitas. Sambil sesekali membayangkan kalau-kalau aku lewat di depan situ kemudian kamu berlari keluar memanggilku.

"Tapi itu kan tidak mungkin. Kamu kan sekolah di sana, sedangkan aku kerja di sini." Jawabmu atas pertanyaanmu sendiri. Membuyarkan pandangan yang tadinya menerawang.

"aku kangen kamu ka, aku kesepian di sini. bahkan untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun beberapa hari lagi, aku masih belum tahu caranya." Matanya berbinar dan teduh.

Aku begitu kikuk, kaku, ketika menghadapi sepiring tenderloin yang terhidang.Tidak tahu harus berbuat apa.
Aku sengaja mengulur waktu, supaya kamu makan dulu sehingga aku bisa melihat bagaimana cara makannya. Dengan polosnya aku berujar "Oo begitu toh cara makannya." Kamu tersenyum terheran, betapa lucunya waktu itu.

"Jadi selama ini belum pernah makan?"

Matamu membulat, tawamu renyah. Seisi ruangan memandang ke arahnya, tidak terkecuali pelayan. Melihatnya senang, pelayan itu juga tersenyum.

Begitu menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, kamu menghentikan tawamu. Menutup mulut, menunduk malu, pipinya merona merah.

"Kamu semakin cantik dengan pipi memerah itu."

Kamu semakin menunduk "Gak usah gombal ah." sambil tersenyum.

24 komentar:

  1. uhuyyyy.... so sweeeeeeeeeet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan-kapan saya kenalin dengan Perempuan Desir Angin itu ya

      Hapus
  2. aih..aiiih.. kenalin dong sama mbak Desir ituuu.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahahaha kayaknya pengen tahu siapa sebenarnya Perempuan Desir Angin itu. Kalau ada kesempatan akan saya bawa

      Hapus
  3. Balasan
    1. Menurut mbak Ely, ini fiksi apa bukan ... xixixi

      Hapus
    2. Hihi.. kyk bukan fiksi ya mbak El :D

      Btw mas,
      Begitu menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, kamu menghentikan tawamu.
      Disana "-nya" dan "-mu", beda tokoh ya?

      Hapus
    3. Waa mas Arif ternyata pembaca yang baik.
      Terima kasih atas koreksinya. Biarkan tulisan di atas tetap begitu adanya, tetep salah. Tapi keduanya 1 tokoh kok

      Hapus
  4. "Kamu semakin cantik dengan pipi memerah itu."

    Kalau laki-laki bilang kayak gitu dan sejenisnya sebenarnya nggombal beneran nggak sih, Mas? Ehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh lha kok saya yang ditanya seperti ini. Pertanyaan itu juga ditanyakan oleh Perempuan Desir Angin kepada saya. Saya gak berani menjawab :D

      Hapus
  5. Fiksionisasi kisah nyata.... so sweet....
    Wahai perempuan desir angin..... lelaki ini pinter ngegombal kecuali padamu...
    xixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang penting saya nulis apa yang saya bisa mbak
      Untuk perkara gombal-menggombal, dia selalu tahu bagaimana nya. Saya tetep saja gak bisa mengelak

      Hapus
  6. "Oo begitu toh cara makannya." aku juga pernah berujar begitu ketika diajak teman makan udon yang tanpa diberi garpu sama sendok. Bingung cara pakai sumpitnya haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah, bagi Perempuan Desir Angin, lugu memang menyenangkan sehingga dia bisa tersenyum. Yang penting dia senang, saya gak masalah.

      Hapus
  7. kangen yaa baca2 postingan kaya gini ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo jalan-jalan lagi mbak, jalan-jalan di dunia maya. Kita sesaki dengan belantara kata

      Hapus
  8. wow perempuan desir angin, adakah kamu membaca tulisan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja dia tidak membaca tulisan ini, xixixxi saya yang malu nantinya.

      Hapus
  9. kunjungan perdana, salam pertemanan ya :) ^_^

    BalasHapus
  10. eciyeeee...
    ternyata jago nge gombal juga mas nya ini yaaaaah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau sudah ketahuan triknya malah gak seru lagi mbak. Jadinya malah garing

      Hapus
  11. Perempuan Desir Angin, akhirnya muncul lagi, ga tahan sama gombalan Pak Mandor :)
    Ini Pak Mandor Ultah benaran nih?

    BalasHapus
  12. Selamat ulang tahun sahabat dekat perempuan desir angin....

    BalasHapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih