Selasa, 06 Mei 2014

Menikmati keringat sendiri

Suhu ruangan sangat panas, gerah sekali. Muka dibasuh dengan air pun dalam sekejap terasa berkeringat kembali. Padahal beberapa hari yang lalu sempat hujan deras, namun setelahnya, udara masih terasa gerah. Seragam serasa lengket dengan kulit, malah lebih baik bekerja di luar ruangan daripada di dalam ruangan.

Kondisi ini malah ditambah informasi kenaikan harga TDL. Otomatis pabrik langsung melakukan tindakan penghematan. Semua yang berpotensi pemborosan listrik sebisa mungkin dihilangkan untuk menurunkan pemakaian daya. Bahkan pengguaan AC ruangan dipasang timer yang lebih pendek untuk membatasi pemakaian. Para karyawan hanya bisa protes, sedangkan jajaran pengelola pabrik sedang berpikir keras mencari jalan agar pabrik bisa terus berjalan dan selalu menghasilkan.

Udara sedang gerah, menurut pengamatan orang-orang sih katanya sedang ada ganti musim. Gak siang gak malam tetap saja panas gerah. Katanya orang sih, saya tidak mengerti betul tentang fenomena alam seperti ini, biar orang yang berkompeten saja yang menjelaskan kejadian alam seperti ini.

Senin, 21 April 2014

Saya kuat

Sekarang mari mengingat-ingat masa-masa yang telah dilewati. Masa kanak-kanak, masa remaja. Adakah suatu kejadian yang menguatkanmu sekarang ini? Ada, banyak malah.

Pengalaman-pengalaman itu sangat indah sekali untuk diceritakan. Kejadian yang tidak terduga, bahkan kalau kita harus mengulanginya saat ini, masih harus berpikir seribu kali. karena apa yang kita lakukan di masa lalu itu adalah suatu keajaiban.

Selasa, 15 April 2014

Sifat palsu

Saya kasih setting kondisi seperti ini :
Ada seseorang yang sehari-harinya kalem, lemah lembut, tutur katanya sopan. Wajahnya selalu berbinar cerah dan enak sekali dipandang orang. Ramah kepada tetangga, setiap hari selalu bertegur sapa dengan orang yang ditemuinya. Menjadi rujukan yang dimintai pendapatnya. Dikenal luas oleh masyarakat dengan kegiatan sosialnya.
Ketika melihat ada tetangganya tertangkap tangan mencuri sepeda motor, dia langsung marah. marah sekali dengan tetangganya yang kedapatan mencuri itu. Salah seorang tetangga yang lain bergumam

"Oo gitu ya sifat aslinya kalau muncul."


Maka semua orang yang ada di situ langsung manggut-manggut setuju dengan statemen itu. Tidak ada yang berani menyela.

Senin, 14 April 2014

Beres Pak

Seorang pelatih sepakbola akan berteriak-teriak di pinggir lapangan agar pertandingan berjalan sesuai dengan arahan yang dimaksud. Sedangkan kapten kesebelasan, mempunyai bahasa sendiri dalam mengkoordinir rekan-rekannya di lapangan. Sebisa mungkin sang kapten tidak bicara dalam berkomunikasi. Kapten hanya menggunakan gerakan tangan, goyangan tubuh, gerakan kaki, bahkan pandangan mata digunakan juga dalam mengatur serangan dan pertahanan. Pelatih dan kapten mempunyai bahasa komunikasi yang berbeda, untuk sebuah tujuan kemenangan.
Tukang parkir akan berteriak-teriak untuk mengatur mobil yang berjalan mundur. Beda dengan truk kontainer, teriakan dari belakang tidak akan terdengar oleh supir. Kalah dengan suara mesinnya. Sopir kontainer hanya melihat tangan tukang parkirnya. Terbuka, mengepal, njempol, goyang kiri kanan sebagai tanda arah kemudi harus kemana. Beda lagi dengan tukang parkir pesawat terbang, harus menggunakan bendera atau lampu panjang dengan kode khusus.

Selasa, 08 April 2014

Pulanglah Nak

Pulang dulu nak, sini
Ibu sudah menyiapkan kasurmu
Sudahlah, istirahat dulu main-mainnya
Kamu sudah capek tapi gak ngerasa capek
Sini istirahatlah

Pulanglah nak
Sudahi dulu mengejar-ngejar layangan putus itu
Istirahatlah
Berhentilah
Berhentilah sejenak mengejar setoran, mengejar target produksi, mengejar penjualan, mengejar customer, mengejar uang, mengejar entah apapun namanya itu
Biarkan ibumu ini mengusap kepalamu sejenak
Di dalam tidurmu

Pulanglah nak
Ibu tahu kamu sedang senang-senangnya berlarian
Terpanggang matahari dengan wajah merah hitam
Kamu sudah capek sudah waktunya makan dan istirahat
Ibu yang sudah bersamamu di waktu kecil sudah hafal denganmu
Ibu tahu betul itu,
meski kamu sudah besar kamu tetap anak ibu

Kamu itu lapar sekali dan kamu tidak menyadarinya
Entah kamu masih ingat atau tidak
Ketika kamu pulang itu, ibu menyuapimu
Tanpa sadar kamu membuka mulut, makan
Sambil tertawa riang dengan berceloteh tentang lari-larian barusan
Tanpa sadar membuka mulut, minum
Menghabiskan air putih segelas penuh ukuran besar
Padahal kamu itu susah sekali makan

Pulanglah nak
Ibu tahu betul kamu itu gelisah sekali
Dan kamu tidak menyadarinya dan tidak mau menyadarinya
Ada kepedihan diam-diam di sudut hatimu
Yang sebenarnya kau simpan rapat-rapat
Namun ingin kau ceritakan suatu saat kelak kepada seseorang

Sini pulanglah nak
Segera ceritakan apa itu di rumah sini bersama ibu
Ibu sudah menyediakan telaga cinta pembalut luka
beserta kasur dan sprei tertata rapi menyambutmu