Rabu, 12 Februari 2014

Butuh 1 orang

Bagaimana kriterianya mempercayai orang? Ketika seseorang melontarkan sebuah ide, ada dua kemungkinan, disetujui dengan atau tanpa syarat, atau ditolak. Dalam hal ini jelas, bahwa ide yang dengan mudah disetujui muncul dari orang-orang yang punya kemampuan, keahlian di bidangnya atau orang yang punya kuasa atas sesuatu. Dan ide yang tertolak, adalah ide dari orang-orang biasa yang tidak pernah tersentuh oleh pendengar-pendengar. Sehebat apapun idenya.

Bagi orang yang ahli, keluasan pengalamannya menjadi rujukan pengeluaran ide tersebut. Seorang ahli musik misalnya, ketika mendengar sebuah reka-reka lagu baru kemudian berucap "Coba chord nya diubah menjadi G C Dm kemudian ke F, suaramu mengikuti larinya chord dan resapi. Semoga cocok dengan syairnya." Maka saran tersebut akan dengan mudah diikuti, karena yang ngomong adalah Anang Hermansyah. Atau seorang presiden direktur umpamanya "Itu daerah Bandung,
 bangun saja 3 pabrik cabang. Pasarnya bagus."
Ucapannya langsung dituruti, langsung jadi. Gak peduli intuisinya benar atau tidak, kalau yang ngomong adalah presdir ya laksanakan.

Bagaimana nasib ide dari orang-orang biasa, seperti saya misalnya? Bahwa kemungkinan ide disetujui itu kecil sekali. bagaimana menyikapinya?

Kesimpulan jawaban saya sebenarnya sangat subyektif sekali, dan bisa saja hanya berlaku buat saya sendiri. Bahwa hanya dibutuhkan 1 orang yang yakin dengan ide tersebut agar bisa jalan. Butuh minimal 1 orang saja, tidak lebih. Maka kekuatan 1 orang itu akan menarik minat orang lain (yang masih ragu-ragu) untuk bersama-sama mewujudkannya.
Sepertinya mumet mbaca tulisan di atas. Saya akan cerita sajalah.

Lupakan sejenak ringtone Wedi karo bojomu kemarin, tertawanya selesaikan sekarang. Pabrik sedang menanggung beban lebih berat, jika produksi model yang baru ini bisa meningkat 2x lipat maka akan sangat menguntungkan buat pabrik. Tidak perlu lagi mengurangi orang. "Pertanyaannya, apakah bisa dalam waktu singkat, 1 bulan?"
Ini model baru, caranya berbeda dengan yang biasanya. Harus ngajari lagi cara kerjanya. Model baru itu paling cepet 3 bulan adaptasinya. Baru kemudian berpikir ke arah peningkatan produksi. Hal ini sudah diketahui dari pengalaman-pengalaman yang telah lalu.

"Bisa pak." Jawab saya yakin. Sebagai orang produksi, sayapun sebenarnya tidak yakin-yakin amat. Tapi kepada siapa lagi kemampuan produksi dipasrahkan. Ego saya saat itu memang keluar, saya gak mau produksi dikendalikan oleh pihak lain, disuruh-suruh kemudian dipersalahkan oleh pihak lain.
Meskipun pihak lain meragukan keberhasilan project ini, tapi saya yakinkan saja diri saya bahwa saya mampu. Ya alhamdulillah aktual di lapangan banyak rekan-rekan yang mau menolong, sharing, berbagi ilmu dan berbagi tugas. Project sukses di akhir bulan dengan peningkatan produksi serta stabil. Hanya butuh 1 orang yang yakin, yaitu saya. Lambat laun orang-orang berdatangan turut membantu keberhasilan project

Cerita yang lain. waktu saya masih sekolah SMP. Waktu itu Pak Nurwahid sedang memikirkan pementasan terbangan di pakisaji. Apa yang harus diperbuat, alat gak ada, mobil juga didapat di mana, dananya juga gak ada. Temon, teman saya langsung menyahut "Terima saja Pak Nur, nanti gampang." Heh, ini gimana, spekulasi tidak mendasar, ngawur. Terbang pinjam siapa, keyboard pinjam siapa, Gimana caranya nanti tampilnya?
Tepat seminggu sebelum pentas, temon sudah menggondol sebuah keyboard Korg PA50 di rumahnya. entah dia pinjem dari mana, padahal setahu saya kalau sewa paling tidak Rp 25rb. Uang 25rb itu sangat besar bagi saya saat itu. Temon sudah mengutak utik berbagai macam tone yang akan digunakan. string, synsstring,violin, flute, dicoba satu per satu. berlatih chord dan melody lagu. Tidak peduli dengan yang lainnya, yang penting dia mempersiapkan diri dengan baik.
Aku yang semula meragukan kesuksesan acara tampilnya. Diam-diam menghubungi rekan-rekan saya di Remaja Masjid Sabilillah untuk pinjam terbangnya. alhamdulillah dapat, Maka di hari jumat malam sabtu diadakan latihan bersama untuk kekompakan. Sedangkan mobil dapat pinjaman pick up dari Pak Rokim untuk transportasi, aahh.
 Di hari minggu, acara pementasan ngglundung lancar begitu saja. Aah dibutuhkan Temon bicara seyakin-yakinnya untuk mempengaruhi anggota yang lain.

Cerita yang lain lagi. Pengalaman orang itu hanya beberapa kali mendaki gunung Pandarman di kota asalnya, trek yang pendek hanya 3 jam perjalanan dari kaki gunung. Gunung Bromo cuma sekali, semeru juga sekali. Apalagi di gunung semeru dia menjadi pupuk bawang, tidak masuk dalam perhitungan, karena masih dianggap tidak berpengalaman sama sekali. Perjalanan gunung semeru sangat memalukan buatnya karena hanya sebagai beban saja di kelompok.
Dengan pede dia melontarkan ide berwisata ke gunung Gede kepada rekan-rekan pabrik. 3.019 mdl Awalnya sih banyak yang meragukan, lha wong buruh pabrik kok kegiatannya pecinta alam mendaki gunung. Maka begitu dia mendapatkan ijin pendakian, berbondong-bondong orang mendaftar ikut. Dia hanya butuh yakin bahwa rencana naik gunung Gede itu jadi, itu saja! meskipun pesertanya hanya 1 atau 2 orang tetap berangkat. cerita lengkapnya, dia menuliskan di sini.

Cerita yang lain lagi, kapan-kapan saja disambung ya

25 komentar:

  1. jadi kebutuhan 1 orangnya gimana nih?
    kebetulan saya lagi nganggur euy

    BalasHapus
    Balasan
    1. munculkan saja idemu, cukup yakinkan diri bahwa itu akan berjalan. Pasti akan ada yang mengikuti. Bahkan tentang pekerjaan, bahkan tentang jualan pun, kalau sampeyan yakin, Insya Allah 99% jadi!

      Hapus
  2. Keyakinan itu memberi 80% dari yang dibutuhkan sebuah pekerjaan ya pak mandor. Kalo ga yakin belum apa2 udah balik badan deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar, mungkin persentase itu akan berbeda buat masing-masing orang tergantung kesungguhannya.

      Hapus
  3. inspiratrif..berarti saya juga bisa asalkan yakin dan berusaha..thanks mas sharingnya...ditunggu cerita-cerita inspiratif lainnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Whahaaha alhamdulillah
      Semoga kita bisa menjadi seorang pelopor, penggerak pertama

      Hapus
  4. Asal yakin dan menyampaikannya dengan meyakinkan kadang bisa membuat org percaya..terkadang org yg ngak tahu apa2 tapi dia menyampaikannya dengan meyakinkan, orang malah percaya.
    Jadi kalau kita punya kemampuan harus yakin walupun kita bukan siapa2 saat ini :D hehe
    ditunggu cerita selanjutnya MAs ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. naaah teknik itu yang pengen saya pelajari dari Ronal
      "Menyampaikannya dengan meyakinkan"

      Hapus
  5. mantaf... suka baca tulisan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. siapp, mungkin lain kali saya malah malah gak bisa menulis seperti ini karena moodnya beda lagi :)

      Hapus
  6. Padahal ide dari orang biasa, atau di luar sistem, biasanya lebih brilian karena mereka cenderung out of the box. Kalau ide orang berpengaruh mah namanya bukan ide, tapi perintah. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, orang luar malah bisa memberikan ide yang lain. Namun beranikah dia memastikan bahwa idenya berjalan? kalau iya berarti jadi.
      Saya baru kepikiran ide orang berpengaruh itu adalah perintah xixixi

      Hapus
  7. Kadang karena posisi kedesek..bisa kasih sugesti jadi yakin :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin bisa seperti itu, dalam kondisi terdesak, semua kemampuan langsung keluar.Termasuk ide juga keluar tanpa kira-kira

      Hapus
  8. Hahaha.... sik kelingan ringtone

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengen disetel maneh po? nanti tak kirimi nomer hapenya pak Bos. Harap telp di waktu yang tepat ya :)

      Hapus
  9. satu orang sungguh yakin...dan sejarahpun terukir....
    investasi nyali besar untuk mengawalinya.
    Terima kasih Mas tuk sharing inspiratifnya.
    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata-katanya mbak prih selalu mengesankan dalam berkomen
      Suka sekali dengan pilihan katanya

      Hapus
  10. satu orang dengan keyakinan tinggi pasti bisa mengawali dengan baik, tinggal dukungan dari yang lain ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan awal yang baik akan membawa kelancaran pada proses berikutnya. Di sinilah kekuatan pemilik kepastian itu. Dia membangkitkan kekuatan mereka-mereka yang masih ragu

      Hapus
  11. kalau kau tak bisa meyakinkan dirimu, bagaimana mau meyakinkan orangl lain? begitu mungkin ya... TFS :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, benar mbak mechta. Kalau diri sendiri sudah tidak yakin, bagaimana dengan orang lain yang akan mengikutinya. Apa ndak tambah nyasar nantinya :)

      Hapus
  12. yakin,,yakin,,yakin dan yakin serta berdoa.:)

    BalasHapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih