Jumat, 14 Maret 2014

Pertahanan diri

Ketika dimintai bantuan oleh teman. "Eh tolong bantuin saya dong, pegang kerjaan saya. besok saya mau cuti, liburan." Kira-kira apa jawaban anda? Mengelak? pastinya dalam hati sudah ada sebuah penolakan sebelum apa-apanya yang terucap. Hati sudah pasang tameng buat sesuatu untuk menolaknya. "Waduh, gimana yaaa?" sambil garuk-garuk kepala tidak gatal. Apalagi kalau ada sebuah tuduhan, serangan, atau apalah anda menyebutnya, ditujukan kepada seseorang, tentu saja reaksi pertama adalah pertahanan diri.

"Eh, kamu ngambil uangku ya?" Benar atau salah, jawaban yang mungkin adalah "Enak aja kalau nuduh, apa buktinya?"

Secara naluri, siapapun orangnya ketika mendapat serangan pasti akan bertahan atau menghindar. Begitu pula dalam meeting-meeting, pertemuan, perkumpulan, bahkan ruang sidang. Sangat jarang sekali orang yang begitu pasrah menerima apa yang dituduhkan, apa yang didakwakan. Sebisa mungkin jawab untuk menghindar.


Ketika sebuah serangan, tuduhan, kesalahan, omelan ditimpakan, berbagai macam reaksinya untuk pertahanan.

Ada yang menghindar, tidak ikut-ikutan. Ketika sebuah serangan dilontarkan Dia tidak merasa berbuat salah, nggak nyolot, Nggak berkepentingan dengan yang dibicarakan. Meskipun satu ruangan sedang dimarahi, dia tenang-tenang saja karena merasa tidak bersalah. Bahkan akan dia akan keluar ruangan tanpa rasa bersalah, demi menghindar sesuatu yang bukan urusannya.

Ada yang berdiam diri. Sebenarnya berdiam diri adalah suatu bentuk pertahanan diri. Meskipun tampaknya semua serangan diterima, pasti dia punya perhitungan sendiri. Harusnya "rewelnya" hanya 10 menit, ketika berbalas kata dan berbalas argumen maka yang ada adalah disetrap selama 2 jam. Berdiam diri dengan perhitungan agar tidak lama-lama dihajar, dimarahi.


Ada juga yang menangkis. "Pokoknya bukan saya." "Saya tidak melakukan itu." sambil memberikan alibi tentang apa-apa yang dikerjakan selama ini, sambil memberikan argumen dan bukti-bukti bahwa saya tidak berada di lokasi kejadian, bahwa saya tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan. Seperti contoh di atas, bahwa alibi bisa diputar balikkan dengan pertannyaan "Apa buktinya? saya seharian berada di ruang mesin kok." Orang seperti ini selalu mencari cara bagaimana "bola panas" tidak ditangannya, sesegera mungkin melepaskan dengan argumen yang masuk akal.

Ada pula yang langsung menunjuk pihak lain. Mencari kambing hitam. "Jangan tanya saya, tanya saja Pak Rebowage!" Entah salah atau benar tentang penunjukan tersebut, itu urusan belakang yang penting ngomong dulu bahwa ada orang yang bisa dijadikan tempat membuang kesalahan. Biasanya orang-orang seperti ini biasanya sering dijauhi oleh orang lain. Siapa pula yang mau berteman dengan orang yang terus mencari kambing hitam. Kembali lagi ke atas, naluri masing-masing orang adalah selalu mencari cara untuk mempertahankan dirinya, tidak ada orang yang mau dijadikan kambing hitam.

Ada juga yang membelokkan arah pembicaraan agar suasana menjadi cair. Orang-orang ini mencari penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.Ketika ada orang marah-marah, dia langsung nyamperin tanpa rasa bersalah, tanpa rasa takut disalahkan

"Sini, duduk dulu, ceritakan dulu masalahnya apa?"
"Jadi begini, ada kesalahan begini dan begitu, bla ... bla ... bla"
"Harusnya gimana?"
"harusnya kan begini ... begitu ..."
"Oo, ok saya saja yang kerjakan!"

Dijamin, dengan jawaban yang terakhir itu, orang yang marah-marah tadi akan langsung diam, lega karena memang marahnya butuh penyelesaian. Bisa jadi memang orang ini tidak bersalah, bisa jadi juga orang ini penyebab masalahnya pula karena dia langsung tahu cara menyelesaikannya hahahaha (pengalaman diri).

Pertahanan diri anda termasuk yang mana ?

19 komentar:

  1. jadi belajar nih kalau ada tuduhan ,ajak bicara dulu ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar, untuk tuduhan-tuduhan seperti itu, dengan membelokkan pembicaraan akan mudah mencarikan solusinya tanpa harus marah-marah berlarut

      Hapus
  2. Huehehehe. Kalo dijawab dengan "baik saya perbaiki/saya kerjakan" emang akan langsung diam itu. pengalaman sayah juga. Huehehehe.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naaah jangan-jangan sampeyan malah sebenernya bikero nya (Biang Kerok) hahahaha

      Hapus
  3. Mungkin, kalau gak ada embel2 mau liburan, yg denger rada maklum ya.

    So, tips minta tolong tuh yg sopan tur elegan, gak sombyooong. Ahahaha

    Komunikasi yg baik tuh emang cara oaling tepat untuk mempertahankan suatu team biar tetap kompaks n soliddd. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya benar mbak, masalahnya kan kita kadang merasa gimanaa gitu. dirimu enak-enakan sayanya malah ditambahin beban kerja

      Hapus
  4. kalo saya mnding langsung diselesaikan ditempat biar nggak beban pikirn :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. masalah memang harus dihadapi, bukan diungkapkan dengan marah-marah ya

      Hapus
  5. Mengkomunikasikan dulu seharusnya sebelum mengambil keputusan apakah menolak atau menerim. Setidaknya jika dituduh ya dibuktikan hehehe... dia bisa nuduh harus ada bukti kita bisa ngelak karena tuduhan tak terbukti bukan sekedar merasa kita tidak melakukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, sebenarnya menghindar atau membela diri itu tidak ada salahnya. Saya hanya mempelajari macam-macamnya saja

      Hapus
  6. Saya termasuk yang tidak menyukai per'marah-marah-an, Pak Mandor. Tidak suka marah dan tidak suka juga melihat orang marah. Kalau ada permasalahan saya cenderung meminta tolong dibantuin menyelesaikan masalah daripada menyalahkan orang lain.Biasanya kalau orang itu tidak disalahkan tapi dimintain bantuannya untuk membantu memecahkan pemasalahan yang saya hadapi akan cenderung mau membantu. Sebaliknya kalau saya marah-marah dan tunjukan kesalahannya, orang malah enggan membantu ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. lhaa itu maksud saya. Orang yang sudah kena marah itu akan punya rasa gak enak untuk mengerjakan sesuatu. Beda kalau orang dimintakan pertolongannya atau diminta bekerja sama untuk penyelesaian masalah.

      Hapus
  7. Yang terpenting dalam dunia kerja itu memang komunikasi dan kordinasi ya mas. Karena setiap orang punya kepribadian yang berbeda2 maka penanganannya pun perlu trik komunikasi yang memadai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. siaap, makanya saya mencoba untuk mengetahui macam-macam penyebab orang marah dan penyelesaiannya

      Hapus
  8. pertahanan diri saya?

    hemm simple jika saya tidak melakukan akan saya pertahankan,jika saya berada didalam kebenaran ya

    jika saya salah akan saya akui..

    jika dituduh akan saya ajak bicara baik2 tuduhannya berdasar apa,dikilik sampe tuntas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahahaha cocok deh sampeyan jadi karyawan saya

      Hapus
  9. saya pertahanannya pake sogokan. :))

    BalasHapus
  10. yang penting, kalau bunda kesini ini bukan karena mempertahankan diri ..
    apalagi cari kesalahan atau malah dituduh berslaah....
    bisa bisa nanti malah disuruh menyelesaikan permasalahan....
    ( komenku kok mbulet yaaa.... ???) ;)


    salam

    BalasHapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih