Jumat, 31 Januari 2014

Perempuan perempuanku

Perempuan itu mulia. Kemuliaannya sangat diagungkan bahkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad sendiri. Beliau berjuang untuk mengangkat martabat kaum perempuan, memuliakannya.
-----------------

Langit tampak bergelayut keabu-abuan. angin bertiup seakan-akan membawa air namun tidak. Hujan tidak jadi, hanya sebuah spray air yang menerpa wajah. Mendung. Padahal tadi malam sempat turun hujan, Hari masih pagi, aku beringsut ke warung mbok Djum untuk sarapan. Secangkir kopi terhidang terlebih dahulu meski tanpa dipesan. Mbok Djum sudah tahu kebiasaaanku.
Kondisi sering hujan dan mendung seperti ini bagi sebagian orang memang merepotkan. Apalagi orang-orang yang mengurus rumah. Cucian menumpuk, sedangkan jemuran belum ada yang kering. Namun hebatnya, orang rumah terutama para perempuan itu tidak pernah sekalipun meninggalkan kegiatan sehari-harinya itu.


Perempuan sanggup mengatur di segala keruwetan yang ada.Kedua tangannya mampu mengerjakan banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Mampu menjaga banyak anak. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit dan keterpurukan. Punya hati yang luas untuk menampung segala rasa yang diberikan, dan punya hati yang menentramkan yang bisa ditularkan kepada siapa saja yang mendekat.
Oleh sebab itulah mengapa perempuan sangat dimuliakan.
Aku sebenarnya ingin ngobrol banyak tentang perempuan-perempuan dengan mbok Djum namun rasanya kok gak enak ya. Maka pembicaraan kualihkan kepada teknologi saja.

"Mbok, kalau perempuan melek teknologi itu menurut mbok Djum bagaimana?" tanyaku

"Teknologi itu alat. Teknologi itu berfungsi sebagai penyampai yang memudahkan. Semakin menguasai teknologi, semakin banyak jalan untuk bisa dimudahkan segala hal."

"Naah, cocok ini. Jadi perempuan tidak masalah dengan teknologi ya Mbok. Seperti internet misalnya."

"Teknologi itu tidak punya gender. Jadi dia juga tidak pilih-pilih mau dikenal oleh siapa digunakan untuk apa. Akan lebih baik kalau perempuan menguasai teknologi ini, internet dan segala bentuknya. yang harus dijaga adalah, perempuan harus menjadi seorang yang mulia"

"Maksudnya gimana mbok ?"

Perempuan itu pada dasarnya mulia, maka harus tetap dalam kemuliaannya meskipun memasuki era teknologi. Untuk jadi perempuan mulia maka jadilah ibu. Jadilah ibu rumah tangga yang baik. Menentramkan keluarga di rumah.

Jadilah ibu kampung. Ibu kampung bukan berarti menjadi istri kepala kampung, tapi ambil peran sosial di kampung dalam rangka mengayomi kampung. Mendidik warga dengan ilmu-ilmu cahaye kehidupan.
Jadilah ibu kecamatan. Ibu kecamatan bukan berarti menjadi istri pak Camat, tapi kiprahnya sudah menjangkau warga di seluruh wilayah kecamatan. Tempat kembali dan tempat mengadu, menjadi rujukan warga seluruh kecamatan. Jadilah ibu sebuah kota, jadilah ibu sebuah propinsi, jadilah ibu bagi dunia.

Aku tercekat tidak bisa berkata-kata lagi

18 komentar:

  1. Hormatilah ibumu ibumu ibumu baru ayahmu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cita-cita tertinggi dari seorang perempuan adalah menjadi ibu yang baik. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad di atas itu

      Hapus
  2. Tak heran jika wanita disebut tiang negara ya mas
    Salam hangat dari surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar pakde, wanita baik akan membangun sebuah negara yang baik pula

      Hapus
  3. Mantap posting mandor ini. Mengingatkan kita akan peran besar seorang ibu. Wajarlah kanjeng nabi sampai memuliakan ibu begitu tinggi karena perannya yang begitu dahsyat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya hanya copy paste omongannya mbok Djum mas. Seandainya beliau bisa ngeblog, pasti akan dituliskan sendiri
      Kemuliaan ibu memang tiada tara.

      Hapus
  4. wah mbok djum keren juga ya? :D
    Jadiin Presiden Capres Ri aja deh :D

    mampir ya Cemcuru pada blog Tetangga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahaha jangan, nanti malah gempar bumi Indonesia ini

      Hapus
  5. Kalau tidak percaya, coba gantikan tugasnya dalam sehari saja. Percaya deh. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, harus mencoba untuk menggantikan tugasnya barang sehari, biar merasakan.
      Meskipun banyak orang bilang, kita tidak mampu membalas kasih sayang ibu, sekali-kali coba ambil alih tugasnya. Meskipun tidak persis sama, namun kita bisa merasakan betapa berat tugas dan pengorbanan ibu

      Hapus
  6. Seringkali tanpa disadari aku malah melupakan sosok perempuan yang sebenarnya sedang mengkhawatirkan keadaanku.

    BalasHapus
  7. Semakin bikin saya pengen keluar dari sarang.
    pengen jadi ibu, nungguin punya anak sendiri 'kan lama yah.
    bagus juga tuh klo bisa jadi ibu bagi orang di luar rumah.
    saatnya bergerak :)

    terima kasih ya anak ibunya sudah mengingatkan ibu-ibu yang blom sadar :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo mbak Nike bisa. Bahwa peran ibu bisa diterpakan seluas mungkin di masyarakat

      Hapus
  8. Subhanallaah....selalu kagum dengan cara pikirnya Mbok Djum....
    (sudah lamaaaa rasanya hampir seabad , gak menyimak kata kata bijak dr Mbok Djum )

    terimakasih banyak juga utk Le Mandore .... :)

    ( masih bikin tempe kah? ) hehehe.....


    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah saya masih di pabrik yang sama bunda
      Semoga saya bisa punya tenaga lagi untuk gentayangan di dunia maya ini

      Hapus
  9. jadi teringat perempuan-perempuan yang senantiasa menantiku di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Whaa segera pulang ituh, ditunggu di rumah oleh beliaunya

      Hapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih