Minggu, 27 Desember 2015

Refleksi



Untuk setiap keberhasilan, mari kita syukuri sekecil apapun. Untuk setiap kegagalan, kita inventarisir untuk kita pelajari masalahnya dimana.

Ada banyak hal yang di dalam kehidupan ini yang berhasil dan gagal. Semuanya terjadi silih berganti hingga kedua hal tersebut luput dari perhatian karena terlalu sering terjadi. Menganggap berhasil dan gagal itu hal yang biasa. Roda berputar katanya. Padahal berhasil dan gagal itu adalah pelajaran bagi kita semua untuk melangkah maju ke depan.

Jika ada yang bilang roda terus berputar, maka sering kali saya menyahut "Ketika pas di atas, segeralah mencari kayu atau batu untuk menggajal rodanya. Atau sesegera mungkin meraih gagang pintu untuk segera merayap naik ke atap." Karena hampir semua orang ketika ditanya, apakah senang berada di posisi bawah roda? Gak ada yang menjawab senang, semuanya pasti menunggu saat berada di atas roda.

Rabu, 11 November 2015

Waktu tepat

beberapa waktu lalu saya sempat membuat survey kecil seperti di bawah.

survey kecil nih
Apakah jam pribadimu (jam tangan, jam hape) waktunya tepat?
Jam pribadi tidak termasuk jam dinding rumah apalagi jam kantor. Tepat di sini artinya tidak disengajakan maju sekian menit atau mundur sekian menit. Kalau sekarang jam 10.00 ya memang jam pribadi menunjukkan jam tersebut. Kalau ada perbedaan 1-3 menit TANPA DISENGAJAKAN BEDA masih terhitung waktunya tepat.

Sebagian besar teman yang saya temui di tempat kerja, alhamdulillah waktunya tepat. Yang menarik adalah ketika ditanya "Jam berapa sekarang?"
"Jam sepuluh." Katanya.
Ketika saya ingin mengkonfirmasi dengan jam tangan yang dipakainya, ternyata ada lebih sekian menit. Kemudian dia menambahkan kalimat berikutnya "Jam saya maju 6 menit."

Nah, ini menarik.

Senin, 28 September 2015

Kopi Pahit

Sebuah kedai anyaman bambu, tempat makannya boleh memilih. Duduk menghadap etalase lauk-pauk di dalam kaca touch screen atau makan lesehan. Lebih mirip dibilang warung daripada cafe. Makanan ala warteg namun juga menyediakan makanan ala kos-kosan semacam indomitelor roti dan pisang bakar atau sejenisnya. Angin semilir lebih memihak pada orang-orang yang duduk lesehan daripada duduk di depan meja.
Entahlah apa yang ada di pikiranku saat ini. Terlintas untuk mengajak Perempuan Desir Angin masuk ke kedai tersebut. Aku menuju tempat lesehan saja, mungkin karena lebih longgar dan suasana lebih privat.
Raut wajahnya masih terlihat sedih, pikirannya masih kalut dengan Ray. Apa yang dirasakannya semua pahit. Aku berusaha menghibur. Ada seulas senyum manis. Aahh bahagianya bisa melihat wajah cantikmu tersenyum dikulum, dihadapanku.

Senin, 31 Agustus 2015

Menghargai kerajinan Indonesia

Saya yakin kalian semua bisa membedakan mana kerajinan asli Indonesia dan kerajinan negara lain. Pernak-pernik tangan orang Indonesia begitu diakui oleh masayarakat mancanegara. Saya terheran-heran ketika beberapa teman di luar negeri pamer kerajinan yang dibeli di tempatnya. "Ini buatan Indonesia lho. Keren kan?!"

Orang bule aja mengakui kualitas kerajinan Indonesia. Kehalusan dan nuansa khas Indonesia lebih mudah terlihat daripada produk kerajinan yang lain. Sayangnya kehebatan ini hanya diketahui oleh orang-orang di luar sana, tidak di dalam negeri. Masih sedikit orang yang memandang kerajinan sebagai benda yang bernilai dan bisa dijual. Hal ini karena informasi tentang kerajinan Indonesia kurang banyak, kurang masif, kurang menunjukkan kehebatannya. Efeknya, daya beli masyarakat Indonesia terhadap kerajinan tangan masih belum mendongkrak ekonomi yang menjanjikan.

Kamis, 30 Juli 2015

Bertamu lagi

Saya memandangi kue-kue di atas meja yang tertata rapi. Ada beberapa yang masih utuh tidak tersentuh, ada yang sudah berkurang separuh. Kelihatannya kue yang masih utuh itu adalah kue yang kurang disenangi, sedangkan kue yang sudah berkurang adalah kue yang ... ah sudahlah. Perilaku orang ngemil tidak bisa diprediksi.

Tamu-tamu yang datang alhamdulillah lumayan. Lumayan menguras kantong maksudnya. Karena masing-masing tamu membawa anak-anak, sehingga recehan uang baru saya laris manis. Dan para orang tua pun ikut senang, anak-anak mereka menimang-nimang uang baru yang jumlahnya menggiurkan itu.
Kue-kue hanya sesekali saya dicicip. Hanya sebagai syarat untuk berkunjung. Kue-kue yang ada seakan pasrah untuk disukai atau tidak. Beberapa kue kaleng sempat tersentuh meskipun tidak banyak. Alhamdulillah saya tidak memasang jebakan penipuan seperti kaleng Khong Guan isi rengginang atau kaleng permen fox isi madumongso misalnya.
Ternyata, kue yang saya sukai itu sama dengan kue-kue yang diambil para tamu. Pantesan aja cepet habis. sedangkan kue yang masih utuh pasrah menunggu tangan-tangan baru untuk membuka tutupnya.

Rabu, 13 Mei 2015

Sakit itu

Perempuan Desir Angin, cerita sebelumnya ada di sini Resah


Bulan Rajab sedang berjalan menuju akhir. Sebelum nantinya bergulir ke bulan sya'ban. Bulan yang membuat sebagian orang menjadi sangat sibuk dengan persiapan-persiapan yang bulan berkah. Pikiran sudah tidak berada di tempatnya berada. Sedang kerja pikiran di rumah, sedang bertugas pikiran di kampung, sedang membetulkan mesin pikiran di mall.
Bulan Rajab diiringi dengan siang yang panas terik. Musim penghujan sudah lewat masanya, diakhiri dengan hujan deras disertai petir beberapa hari yang lalu. Hujan yang sangat deras dan tiba-tiba, yang terjadi tidak lama. Seakan-akan alam marah dan ingin menunjukkan kekuatannya kepada manusia yang ada.

Seperti halnya teleponmu kemarin yang secara tiba-tiba. Sungguh mengejutkan. Sama seperti hujan petir yang datang tempo hari. Mungkin aku tidak terlalu menganggap sebuah firasat, namun ada kalanya itu adalah pertanda yang aku sendiri tidak menyadarinya. Sebuah telepon yang secara redaksional "meminta izin" untuk menjenguk Ray, namun yang sebenarnya ini adalah sebuah ungkapan cinta.

Dalam pikiranku terus berkecamuk, cinta yang mana? Kekasih sedang sakit atau meminta izin kepada kekasih untuk pergi?

Kamis, 30 April 2015

Belanja Online, Kemana ?

Sudah pernah membeli secara online? Belanja kebutuhan diri, peralatan rumah, peralatan dapur alat olahraga ataupun yang lain. Pilih-pilih baju, jam tangan, sepatu, dan tas atau kebutuhan diri dan keluarga, yang tidak sempat punya waktu untuk keluar jalan-jalan. Sebenarnya sih lebih enak kalau jalan-jalan, sayangnya kadang waktu tidak memungkinkan untuk itu. Jadilah toko online yang praktis untuk dikunjungi dari rumah.

Umm... toko online apa yang dikunjungi? Lazada, Zalora ... kafka (ups). Ada banyuak sekali toko di ranah dunia maya. Baik yang terkenal maupun yang tidak terkenal. Bahkan rekomendasi teman pun kadang bisa jadi rujukan meskipun belum tentu ada kecocokan dalam pemilihan.

Wew ternyata masih membutuhkan banyak waktu untuk berselancar di berbagai situs pilihan. Ribet dengan pindah-pindah situs, dilanjutkan dengan pusing milih. Terlalu banyak barang yang dibandingkan, Jadinya malah gak dapet barang yang diinginkan. Suntuk di sendiri rumah, padahal kan pengennya di rumah saja dan tidak ingin keluar.

Selasa, 28 April 2015

Lampu merah

Ketika sedang berkendara, katakanlah 40-50 Km/Jam, standar berkendara dalam kota. Terlihat di depan ada lampu kendaraan berwarna merah. Yang terbesi dalam pikiran umumnya : itu adalah lampu belakang motor. Pas sudah jarak dekat, betapa terkejutnya ternyata itu adalah lampu depan motor. YA! Lampu depan yang sengaja dibuat warna merah. Sopir motor ini mungkin merasa biasa saja dengan keadaan itu. Atau malah bangga berani melawan arus (melawan arus dalam arti yang sebenarnya). Untuk menunjukkan bahwa dirinya berani dengan berpacu di depan kendaraan.

Namun bagi kendaraan yang ada di depannya, ini seakan-akan sengaja menantang. Pengemudi motor lampu depan merah ini menantang namun tidak meyadari dirinya sedang menantang. Bahwa lampu depannya itu berwarna merah ingin segera ditabrak oleh kendaraan yang dihadapinya. Kendaraan yang melihat warna merah akan merasa aman bahwa dirinya sedang berada di belakang suatu motor.

Senin, 20 April 2015

Guru

"Jadi apa yang kamu dapat dari kegiatanmu kemarin itu?"
Begitu tanya Mbok Djum sesaat setelah saya duduk di bangku panjang itu.

Saya yang masih terkena demam euforia Kelas Inspirasi kemarin pengen cerita macam-macam ke Mbok Djum. Cerita yang baik-baiknya thok, yang jelek-jeleknya gak usah diceritakan nanti malah tambah gak asik ngobrolnya.

Perkenalan saya dengan para dewan guru, malah menganggap saya adalah seorang eksekutif pada perusahaan ternama. Halah. Padahal saya kan hanya level mandor. Saya malah takut dengan persepsi yang tersemat di dalam diri saya yang tidak sesuai dengan kemampuan saya. Begitu hormatnya guru-guru itu kepada saya hingga saya "dibasani", diajak ngomong bahasa jawa dengan Kromo Inggil, haduhhh gak usah segitunya kali.

Jumat, 10 April 2015

Kelompok 11

Apa itu kelas Inspirasi? Saya harap anda semua bisa mencari sendiri informasinya di mbah Google.

Setelah dinyatakan lolos dalam babak penyaringan, hati saya senang sekali... sekaligus gundah! Apa yang akan saya sampaikan nanti? Ini menghadapi anak-anak sekolah SD belum punya bayangan apa yang nanti akan disampaikan. Saya diharapkan bisa memberikan inspirasi tentang cita-cita. Sesuai dengan profesi yang disandang saat ini.

Saya tergabung dalam relawan Kelompok 11, Kelas Inspirasi Bekasi 2. Ada banyak sekali relawan yang mumpuni di bidangnya, membuat saya minder.

Biasa bisa

Orang bilang bisa karena biasa. Nah yang belum bisa harus terus melakukan hal tersebut secara berulang. Namanya juga mencoba, pasti ada salahnya dong. Dari kesalahan-kesalahan itu itulah seseorang bisa belajar. Dengan melakukan berulang-ulang seseorang lebih mendalami apa-apa yang dikerjakannya.
Dengan mengalami banyak kesalahan, akan semakin lihai dalam melakukan yang dikerjakannya. Keledai akan menolak jatuh di lubang yang sama karena lubang tersebut ada bekasnya. Apalagi orang, tidak mungkin orang akan melakukan kesalahan yang sama karena akan merasa bodoh dengan sendirinya. Menghabiskan waktu dan tenaga namun tidak memberikan hasil apa-apa.

Itulah sebabnya banyak orang yang ketika disanjung malah biasa-biasa saja. Lha memang sehari-harinya yang dikerjakan itu, tidak ada ketakjuban apapun bagi orang yang sudah terbiasa. Makanya kadang orang merasa aneh ketika dipuji-puji "ini kerjaan saya sehari-hari, gak ada yang aneh dengan semua ini." Maka sebaik-baik pujian dan sanjungan itu dikembalikan kepada Tuhan seluruh alam, Tuhan pemilik segala puji-pujian, Alhamdulillah.

Kamis, 02 April 2015

Apel dan obeng

Saya awali tulisan ini dengan pertanyaan : Lebih bermanfaat mana, apel atau obeng?

Ada yang spontan menjawab apel, ada yang spontan menjawab obeng. Ada yang masih mikir, pertanyaan ini maksudnya apa.

Berbagai analisa jawaban masing-masing pun muncul. Apel itu sangat bermanfaat bagi tubuh. Mengadung Vitamin vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9 dan vitamin C. Manfaatnya pun banyak. Menangkal Radikal Bebas, mencegah Penyakit Jantung dan Diabetes, mencegah Kanker, mengandung Serat, mencegah Dehidrasi. Kalau mau diteruskan akan lebih banyak lagi manfaatnya.
Nah yang punya obeng pun gak mau kalah. Obeng mengandung besi baja, obeng dengan bonggol ukuran besar, kalau dilemparkan ke kepala copet akan langsung benjol. Selain itu sangat efektif untuk membuka sekrup yang sudah rapat. Mencungkil paku yang sudah rapat sekali. Orang-orang yang kesulitan dengan kendaraannya akan sangat membutuhkan obeng ini.

Jumat, 27 Maret 2015

Menoleh ke belakang

Sederhananya, kegiatan apa yang membuat kita untuk menoleh ke belakang? Yup, sudah pasti saat nyetir di jalan raya. Mungkin ada yang jawab "pas dipanggil dari belakang". Ayo, apa lagi? Ternyata tidak banyak kegiatan yang membutuhkan menoleh ke belakang. Atau ada lagi kegiatan yang menyebabkan harus menoleh ke belakang? Coba sebutkan

Ketika di jalan raya, memastikan bahwa kondisi di belakang aman untuk hal-hal yang akan dilakukan dalam beberapa waktu ke depan. Apakah itu mau belok ke kiri, belok ke kanan, mau ngebut atau bahkan mau ngerem mendadak. Dengan informasi pandangan tersebut, dipakai sebagai bahan pertimbangan agar tidak membahayakan kondisi yang di belakang.

Selasa, 17 Maret 2015

Tidak boleh bicara

Saya ditanya oleh anak SD. Sewaktu makan tidak boleh ...

Mungkin kita yang berpikir realistis akan menemukan banyak jawaban.
tidak boleh pakai sepatu misalnya, makan ya pakai sendok, tangan atau sumpit. Gimana caranya makan pakai sepatu?
Atau jawaban lain, tidak boleh berlari-larian. Yang pernah merasa masih kecil atau sedang punya anak kecil biasanya jawaban ini masuk akal. Ketika belum sekolah, makannya masih lari-larian, ketika sudah masuk cara makannya sudah berubah. Makan dengan duduk manis, tidak lari-larian. Cocok dengan kehidupan sehari-hari.

Tapi secara umum, jawabannya yang benar adalah tidak boleh berbicara atau bercakap-cakap.

Nah loo

Rabu, 11 Maret 2015

Materai

saya tidak mau ngaku dulu dengan apa yang sedang saya kerjakan saat ini. Biar kalian menebaknya sendiri, semoga saja benar. Gampang kok.

Bagaimana kondisi pekerjaanmu?
Dibilang susah ya enggak juga, dibilang mudah kok mumet.
Pertanyaan dan jawaban sama-sama klise, gak jelas. Setiap hari mengurusi angka yang tiada habisnya. Hanya sedikit sekali huruf-huruf yang bisa terbaca. Dari puluhan file yang terbuka di monitor, file yang berisi bacaan hanya 2 atau 3 file saja, MS word dan MS power point. Sisanya MS Excel dari berbagai sumber yang harus diolah sedemikian rupa agar tidak memusingkan orang.

Senin, 09 Maret 2015

Insya Allah

Saya tak hendak memperdebatkan penulisan Insya Allah atau Insha Allah, apakah sholat syolat atau salat, bahkan Syahadat pun demikian. Biarlah mereka yang ahli bahasa yang membahasnya. Saya terima matengnya saja. Sampai saat ini belum ada kesepakatan kan ?!

Pernah terima janji? Atau bahkan malah pembuat janji? Dijawab dengan Insya Allah?
Saya punya 2 illustrasi berikut :
A. Hari minggu besok saya libur. Tidak ada kegiatan yang dilakukan seharian. Paling hanya cuci baju dan menjemur, itu bisa dilakukan paling lama 1 jam. Eh besok acaranya apa? Training teknik ekspor untuk UKM jam 11. Insya Allah saya datang.
B. Hari minggu besok saya libur. Pagi jam 7 sudah harus sudah bersiap mengantarkan ibu ke pasar. Setelah itu ambil beras di Jatinegara sambil cari informasi harga karpet. Setelah itu harus jemput adik di tempat lesnya jam berapapun.
Eh besok acaranya apa? Training teknik ekspor untuk UKM jam 11. Insya Allah saya datang.

Kira-kira, kondisi yang mana, saya, anda kita, semua, sering bilang Insya Allah?

Kamis, 05 Maret 2015

Kemalasan

Saya benar-benar malas hari ini. Kemalasan sudah merasuki diri saya sejak pagi. Mau melakukan apapun kok rasanya jadi berat. Mau kerja malas, mau beranjak malas, mau mikir malas. Haduuuhh padahal hari ini masih hari kamis, masih menunggu sekitar 25 hari lagi untuk ketemu akhir bulan dan gajian lagi. Lhaa ternyata penyakitnya sudah ketahuan. Malas karena penyakit randedit (maaf, istilah barusan hanya orang jawa saja yang tahu).

Apaa ..?!! Sekarang masih tanggal 5? Saya gak habis pikir. Muter kemana saja sih yang saya pegang kemarin, halah.
Saya sarapan di warung Mbok Djum dengan membawa kemalasan sedang menyerang, tidak bersemangat untuk kerja. Mau enaknya saja gak mau berusaha untuk mendapatkannya.

"Mbok, gimana caranya menghindari kemalasan?"

Senin, 02 Maret 2015

Spontan, keras dan panjang

Begal motor marak lagi, semua orang jadi khawatir, termasuk saya. Sehari-harinya menggunakan motor untuk pergi pulang bekerja. Kalau agak malam sedikit sudah ketar-ketir bagaimana nasib di jalan.

Tidak jarang saya pulang di atas jam sebelas malam. jalur yang saya lewati ternyata rentan dengan kejahatan. Beberapa waktu ketika saya melewati jalur tersebut, nampak sepi. Kalau cuman ketemu sama hantu saya gak takut. Kalau ketemu sama garong dan begal, itulah yang merisaukan saya. Saya mengucapkan kalimat tersebut dengan nada serius, namun teman-teman malah tertawa. Pernyataan saya gak ada lucu-lucunya, teman-teman malah ngakak keras.

Kamis, 26 Februari 2015

Pertanyaan mengapa

Hujan selalu memberikan cerita yang berbeda bagi semua orang yang melaluinya. Tetes hujan yang menembus hati yang panas sehingga membuat nyaman. Guyuran deras yang menyeka wajah akan melarutkan air mata yang tersamar. Ada yang berlari riang karena ribuan temannya datang dari atas langit. Ada yang malah berteduh takut basah. Ada yang sudah berharap-harap kedatangannya sejak lama. Ada juga yang mengutuknya ketika hujan datang. Ah... jadi teringat Perempuan Desir Angin. Kapan-kapan saja lah aku ceritakan tentang dia.

Riak-riak di atas aspal pada jalanan datar memberikan kewaspadaan dan peningkatan ketangkasan bagi penunggang kuda besi. Kubangan air yang terlihat riaknya tidak beraturan masih aman untuk dilindas dengan perlahan. Kubangan yang terlihat tenang malah mencurigakan, jangan-jangan malah lubang menganga dalam. Motor beserta pengemudinya bisa terjungkal.

"Kenapa datang terlambat?"

"Hujan deres pak, Macet banyak terjadi Banjir pak."

"Kamu itu alesan doang bisanya."

Senin, 02 Februari 2015

Belum (Tidak) butuh

Saya ditawari sebuah jam tangan, bagus sih menurut saya. "Murah mas, hanya 200rb an langsung bisa meningkatkan level kegantengan." Gubrak. kalaupun saya berniat jawab, saya bisa saja langsung menjawab dengan cara unik. "Maaf mas saya sudah punya obat nggateng sendiri" sambil mengeluarkan sesuatu dari saku belakang dan segera merapikan rambut. Sisir. Tapi untungnya jawaban saya hanya berkata-kata di dalam hati saja.

Saya juga menemukan sebuah layar televisi besar. Keren sekali, tajam warnanya. Lumayan saya bisa menonton film gratis di tengah-tengah keramaian. Selang berdiri tidak lama, sekitar 5 menit saya didatangi mbak-mbak. "Itu TV ada kabelnya mas." sambil menyodorkan sebuah brosur dengan tabel rincian biaya. Saya berpura-pura menjadi pelanggan yang tertarik. Bertanya pertanyaan gak penting. Dapat berapa kabel, dikasih saluran apa saja, ada internetnya gak. Sebenarnya saya ingin ngobrol lebih lama lagi, tapi ya sudahlah saya gak pengen PHP orang. Kalau belum butuh ya ditinggal saja.

Jumat, 30 Januari 2015

Selalu bersyukur



Kata ikhlas seakan menjadi misteri. Ada banyak orang-orang mengungkapkannya dengan penjelasan panjang lebar bahkan dengen perumpamaan-perumpamaan. Dan ternyata malah membuat bingung. membuat semakin tidak mengerti apa itu ikhlas. Sehingga membuat orang menjadi bimbang "Apakah yang saya lakukan ini sudah ikhlas? Kalau memang belum ikhlas, buat apa saya melakukan ini?" Maka yang muncul adalah sebuah keputus-asaan melakukan sesuatu. Takut dinilai tidak ikhlas karena definisi-definisi yang tidak cocok dengan hatinya.

"Mbok, bagaimana saya bisa ikhlas? Apa sih rahasia ikhlas itu sebenarnya?" Tanya saya sebelum berangkat Jumatan sambil ngopi.

Rabu, 28 Januari 2015

Sisi baik


Untungnya

Sungguh luar biasa mantra ini. Ketika seseorang mengucapkan "untungnya" maka musibah apapun akan segera terhibur hatinya.
Saya begitu senang mendengar cerita-cerita yang di dalamnya terdapat mantra "untungnya." Ada semacam kebahagiaan diam-diam diantara kesusahan yang dia ceritakan. Memandang segala bentuk kejadian dari sisi baiknya. Musibah pun tetap dipandang dalam segi optimis.

Saya tak hendak menyepelekan hal-hal buruk, rasa sakit atau apapun yang menyebabkan kekurangan. Kalau memang harus terjadi ya diterima dengan ikhlas, untuk kemudian memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Kalau memang yang terjadi adalah musibah, maka tetaplah bersabar semoga musibah tersebut akan menguatkan di hari nanti.

Kamis, 22 Januari 2015

Nyetir


Sebagai seorang penunggang kuda besi alias biker, jalan raya adalah makanan sehari-hari. Jalan raya basah atau kering tetap saja dilalui demi sebongkah nasi dan sesendok berlian. Meski beberapa saat harus melahap juga jalan kampung, jalan makadam, jalan martabak, atau jalan tikus. Ngomong-ngomong siapa yang pernah lihat kuda besi makan tikus?

Berangkat dan pulang kerja, trek kalimalang selalu menjadi idola bagi motor. Jalan yang lurus dan relatif tidak bergelombang. Sangat cocok untuk para biker seperti saya. Meski harus bertarung dengan mobil, pickup, truk, bis dan kontainer. Bayangkan, bentuk motor yang kecil begini kalau sudah bersanding dengan monster jalanan ya ciyut juga nyalinya. Tapi kalau sudah konvoi dengan banyak motor, bisa merajai jalanan. Pemotor ramai-ramai dengan persamaan nasib, berangkat kerja demi hari nanti, pulang kerja demi anak istri Eeyaaa

Selasa, 20 Januari 2015

Operator


Dalam memimpin beberapa orang dalam sebuah perusahaan, saya merasakan suatu tantangan tersendiri. Memimpin beberapa mesin dan beberapa orang untuk menjalankan tugas perusahaan memang tidak mudah, namun harus dicari selanya agar proses berjalan dengan baik.

Jabatan sebagai Mandor tidak jarang berhubungan langsung dengan operator dan mesin yang terlibat langsung dengan kegiatan produksi. Kalau terjadi masalah dengan mesin lebih mudah penanganannya. Analisa penyebab, rencanakan perbaikan, estimasi dan perhitungan, pembuatan laporan, selesai. Penanganan operator ini yang harus lihai. Tidak semua orang bisa mengendalikan orang, karena masing-masing kepala mempunyai cara dan pemikiran sendiri-sendiri meskipun sudah diberitahu tentang pekerjaannya.

Berikut saya share pengalaman saya menjadi mandor (agak curcol sih sebenernya) berhadapan dengan anak-anak dan cara mengelolanya.

Jumat, 16 Januari 2015

Seikat rambutan


Gambar dicomot semena-mena tanpa izin dari Antaranews

Sudah musim rambutan rupanya. Musim penghujan mengantarkan pohon rambutan mengeluarkan buahnya. Biasanya sih serentak di berbagai tempat. Tinggal menunggu waktunya saja. Jika harga masih tinggi artinya memang belum banyak yang matang, jika harga sudah turun artinya sudah banyak rambutan di pasar yang ingin segera terjual.
Pernahkah beli rambutan? Pernahkah anda membeli rambutan dalam bentuk ikatan? Sepuluh ribu dapat 3 ikat begitu? Pasti pernah kan. Di pinggir jalan sering dijumpai sepeda-sepeda dengan keranjang di boncengannya membawa setumpuk rambutan ikat.

Pernahkah iseng membuka ikatannya? mengurai ranting-rantingnya? Saya pernah dan menemukan hal yang di luar dugaan.

Selasa, 13 Januari 2015

Produktivitas


Jika suatu saat anda mempunyai pabrik sendiri (saya doakan pembaca di sini semua mempunyai pabrik sendiri, Amiin) pasti akan mendapatkan pertanyaan tentang kemampuan atau kapasitas produksi pabriknya. Hal ini sangat penting untuk customer agar mereka bisa memperkirakan jumlah pemesanan dan waktu tunggu hingga barangnya selesai.

"Beli tempenya 3 keranjang, kapan jadinya?" Begitu pertanyaan yang sering didapatkan oleh pemilik pabrik.
Pemilik pabrik tidak serta merta tahu berapa kemampuan produksi pabriknya karena beliau tidak menghitung secara langsung kejadian di proses produksi. Pasti beliau akan menanyakan kepada bawahannya secara berantai. Saya sebagai salah satu mandor di pabrik ini harus tahu bagaimana menjawab pertanyaan tersebut.

Jumat, 09 Januari 2015

Berbuat baik


Hari ini saya sengaja berangkat ke pabrik pagi-pagi sekali. Ada sebuah kegalauan di dalam pikiran saya. Apakah salah berbuat baik kepada orang lain. Kok hingga masih dipertanyakan baik tidaknya perbuatan baik itu. Ingin sekali saya menumpahkan pikiran saya kepada mbok Djum sembari sarapan pagi sebelum masuk pabrik.

Sesampai di pabrik saya langsung menunjuk-nunjuk kaca ini itu. Layaknya touch screen, pesanan saya langsung terhidang dalam waktu singkat. Pagi-pagi warung masih lengang, belum banyak orang yang datang. Langsung saja saya mulai percakapan dengan pertanyaan saya.

"Mbok, semalem om NH update status seperti ini,
berbuat baik pada orang lain itu, ... tidak selalu baik.
Setuju? tidak setuju?
Bagaimana menurut mbok?" Pertanyaan saya langsung saja, tidak butuh penjabaran apa-apa dari saya.

"Kamu terlalu meracuni pikiranmu sendiri dengan prasangka-prasangka." Jawab mbok Djum langsung menuju sasaran. Sembari mengelap piring-piring yang tersusun rapi di meja.

Selasa, 06 Januari 2015

Meramal ramalan


Begitu terjadi bencana, maka bermunculan berita bahwa bencana tersebut sudah diramalkan. Perceraian artis, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, pesawat jatuh. Bahkan ada yang menyebutkan waktunya secara lebih akurat, akhir tahun! Hebatnya lagi, ramalannya ramai dibicarakan setelah sebuah kejadian terjadi.

Pertanyaannya lebih kritis lagi, kalau sudah diketahui akhir tahun ada bencana mengapa tidak bisa dicegah. Minimal diketahui dulu sehingga meskipun bencana betul-betul terjadi, antisipasinya sudah dipersiapkan sehingga kemungkinan selamat lebih besar.

Maka muncul komentar "Bencana di tangan Tuhan, hidup mati seseorang juga di tangan Tuhan. Bagaimanapun juga antisipasi yang dipersiapkan tidak akan mungkin lolos dari ketetapan Tuhan."

Lho ngapain pakai ramalan segala.

Dan anehnya, banyak orang Indonesia heboh dengan berita-berita ramalan tersebut. Banyak share ramalan itu dengan maksud yang entah apa. Di bawah masih saja dituliskan "Kebenarannya masih belum bisa dikonfirmasi" atau "harap hati-hati" "Wallahu A'lam"

Ayo berpikir logis saja. Kenapa kok gak ada ramalan tentang Jakarta akan terendam banjir. Banjir Jakarta termasuk bencana juga kan. Dan ramalannya sudah hampir mendekati benar ketika terjadi hujan lebat, pasti jalan protokol macet luwar binasa karena banjir.
Kenapa kok gak ada ramalan tentang harga cabe naik, harga daging sapi naik, harga ayam naik ketika mendekati puasa dan perayaan hari raya Idul Fitri. Ramalan yang hampir mendekati kenyataan malah tidak mendapatkan respon apa-apa, tidak ada berita heboh tentang ramalan banjir dan harga naik.