Selasa, 02 September 2014

Introspeksi

Mendapati orang yang melakukan sebuah kesalahan, seseorang dapat dengan mudah mengatakan tentang introspeksi. Apalagi kalau seorang atasan sedang menghukum anak buahnya. Dengan mudahnya dia menyuruh untuk melakukan introspeksi diri. Bahwa ternyata kalian itu salah, kalian itu sedang melakukan kesalahan.

"Harusnya kalian malu dengan kesalahan ini. Coba introspeksi diri apa kesalahan kalian. Masak gitu aja gak tahu."

Terkadang perintah tersebut adalah sebuah alat untuk lepas tanggung jawab. Hanya menyalahkan saja. Memastikan bahwa ini adalah salah kamu. Setelah menyuruh anak buahnya introspeksi diri, kemudian dia melenggang bebas seperti tidak terjadi apa-apa.


Masih mending kalau anak buahnya tahu kesalahannya. Bisa langsung melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengatasi kekacauan yang ada. Banyak snak buah yang mungkin merasa "saya sudah melakukan dengan benar" bingun sendiri. Dimana letak kesalahan saya, mengapa saya disuruh introspeksi.

Harusnya seorang atasan memberitahu saja salah saya di mana. Kalau atasan yang memberitahu kan jadi gampang urusannya, masalah segera diselesaikan dengan cepat. Ini malah atasan malah menyuruh anak buah berpikir sendiri. Bisa jadi perbuatan-perbuatan yang tidak berhubungan dengan kerjadian yang sedang berlangsung akan memenuhi hasil introspeksi ini. Malah jadi ribet penyelesaiannya.

Saya nyruput kopi di depan saya yang sedang mengepul, panas. Kopi yang dituang sebagian pada cawan tersebut saya minum sedikit demi sedikit. Cukup untuk membuka pikiran.

"Jadi ceritanya kamu gak terima disuruh introspeksi?" Begitu tanya mbok Djum sembari mempersiapkan pesanan makan siang saya.

Lhadalah, lha kok mbok Djum tahu kalau saya ini sebenernya sedang curhat. Tadi pagi semua anak buah sedang disetrap oleh pak Bos dan disuruh introspeksi. Sedangkan kalau ditilik lebih jauh maka siapapun bisa disangkut pautkan dengan masalah yang ada.

"Ya enggak begitu mbok, harusnya kan dia membuka sana dan memberikan sebuah arahan atau apa gitu supaya tidak ada kasak-kusuk seperti saya ini. Hanya beraninya ngomong di warung kopi saja."

"Mungkin persepsimu tentang introspeksi itu masih harus diperbaiki." Mbok Djum menyerahkan sepiring nasi pesanan makan siang saya.
"Ya ...?!" Saya tidak mengerti

"Introspeksi itu adalah mencari bagaimana benarnya. Kalau sudah mencari bagaimana benarnya, nanti akan bersangkut dengan yang lain."  Jawab mbok Djum sembari membetulkan tatanan piring di raknya. Mengelap piring itu satu per satu.

"Iya memang kamu salah. Kesalahan kamu itu semua orang sudah tahu. Tapi "benarnya" dari kesalahan yang terjadi itu bagaimana, kan belum tentu semua orang tahu. Kamu harus mencari bagaimana benarnya. Bagaimana pekerjaan ini harusnya dilakukan dengan benar. temukan. Ketika kamu menjalankan yang benar, akan memaksa yang lain berbuat dengan benar juga. Jadi tidak hanya kamu saja yang disalahkan."

"Bisa ngasih contoh mbok?"

"Kasusmu ini, ada salah satu mesin rusak. Maka berhentilah produksinya. Kamu salah, introspeksilah. Artinya, harusnya itu begini lho supaya tidak rusak mesinnya. temukan. Harusnya ada pengecekan harian, Harusnya ada catatan perawatan, harusnya ada riwayat umur spare-part, harusnya ada laporan part yang sudah lewat masanya, harusnya ada pengajuan spare part baru.
Naah kan, jika nanti ada kejadian mesin mati lagi, introspeksimu itu akan memaksa orang lain untuk melakukan hal yang benar. Seperti memaksa pak bos untuk menyetujui pembaruan spare part."

Saya hanya manggut-manggut. "Jadi saya harus tetep introspeksi mbok?"

"Introspeksi itu bukan saja untuk mereka yang bersalah, tapi untuk semua agar masing-masing orang menemukan benarnya. Agar masing-masing orang melakukan hal yang seharusnya dilakukan.
Dengan mengubah hal yang kamu lakukan, dari yang salah menjadi benar maka benarnya itu akan memaksa orang lain melakukan kebenaran juga. Bahkan termasuk si bos. Bahkan termasuk yang memerintah introspeksi itu sendiri.
jadi Jangan harap dia yang memerintahkan introspeksi itu tidak punya tanggung jawab terhadap masalah yang sedang terjadi."

Siang ini saya mendapatkan asupan jasmani dan rohani. Makan siang dan introspeksi diri.

17 komentar:

  1. Malah kadang, kalau disuruh introspksi jadi enggak semangat kerja. #ikut curhat ke si mbok. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya disuruh introspeksi sama bos artinya saya salah, bos yang bener. Tuuh kaan

      Hapus
  2. si boss juga harus introspkesi ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut mbok Djum sih begitu, semua harus melakukannya dengan benar

      Hapus
  3. introspeksi untuk hidup lebih dewasa dan bijaksana :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. introspeksi harus dilakukan untuk mencari benarnya

      Hapus
  4. "Masak gitu aja gak tahu," kata bos sambil bertolak pinggang.
    Sering kejadian kayak begitu yang bikin hati mangkel. Akhirnya timbul niat dalam hati kalo saya jadi bos akan bersikap santun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah kata-kata seperti itu yang kadang membuat jengkel. Tahu menurut si bos dengan pengetahuan anak buah pasti beda. Kalau tidak diomongkan nggak bakal ketemu

      Hapus
  5. Introspeksi semestinya untuk siapapun, pimpinan juga harusnya tahu ini, :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Si bos harusnya tahu dan tidak menyalahkan anak buahnya

      Hapus
  6. Instrospeksi dilakukan kepada semua pihak seharusnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang benar, introspeksi harus melibatkan semua pihak yang bersangkutan agar proses bisa berjalan dengan benar

      Hapus
  7. Balasan
    1. lah yang panjang tadi kemana??masa ngulang lagi :( kan lupa..

      Hapus
    2. duh,coba aku inget lagi..

      ada bener juga sih kebanyakan kita, kita?? iyah kita,aku ,kamu,kalian, melakukan instropkesi saat melakukan atau dikira salah, karna sifat dasar manusia yang tak ingin disalahkan maka ketika diminta untuk instropeksi pasti berontak..seolah olah instropkesi itu sebuah kejelakan yang telak..

      padahal instropeksi itu bagus karna bisa memperbaiki diri untuk jadi lebih baik,

      dan kebanyakan para atasan juga sukanya melempar kesalahan,jarang yang mau melakukan instropeksi diri,

      mbok yo sekali kali duduk bareng,instropeksi bareng2 hasilnya malah bagus loh...

      besok besok kalo bang mandor jadi bos nda pareng gitu loh..
      yuks ah intropeksi diri :)

      Hapus
    3. Komennya jangan diilang-ilangin
      dengan duduk bersama introspeksi bareng-bareng merumuskan masalah yang terjadi dan pembagian tugas untuk menyelesaikan masalah. Akan lebih baik daripada melempar kesalahan-kesalahan pada anak buah.

      Hapus
  8. introspeksi sebelum menghina orang hehehe tepat.a introspeksi diri sendiri terlebih dahulu

    BalasHapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih