Aku ditarik Perempuan Desir Angin memasuki sebuah rumah makan, tepatnya sebuah restoran. Sore itu masih matahari masih membakar, panasnya tidak berkurang untuk jam yang seharusnya angin semilir, berdesir. Sepertinya ini tempat makan yang elit. Aku ikut saja. Di kota ujung barat Jawa Barat ini aku hanya pasrah saja karena di kota ini, Cilegon, dia sudah menghafal seluk beluk kota.
Pelayan itu membukakan pintu, memandang ramah kepada Perempuan Desir Angin "Tempat favorit mbak sudah kosong" katanya. Rupanya keduanya sudah saling kenal. Pelayan juga mengulas senyuman kepadaku, hanya saja nampaknya aku asing di wajah pelayan itu. Artinya Perempuan Desir Angin sudah sering makan di sini sehigga sudah dikenal oleh beberapa orang penghuni restoran.
Di dalam ruangan tampak tenang. Paling tidak suasananya tidak segarang di luar ruangan. Aku mengenali parfum yang kau gunakan itu, pasti DKNY delicious. Kamu hanya memakainya sedikit, aromanya samar-samar namun mengesankan. Kamu benar-benar tepat memakainya.
Aku pernah tahu saat sedang jalan-jalan di salah satu mall, diberikan secarik kertas beraroma sample DKNY Delicious itu, tepatnya DKNY be Delicious women.
"Kamu pakai apa sih say?"
"Pakai ..."
"Bentar, Delicious bukan?"
"Eh, benar. Kamu gak suka ya?" Wajahnya tiba-tiba berubah. Agak sedikit ragu.
"Enggak... enggak ... eh iya suka. Waduh. Kamu cocok pakai itu." Jawab saya gelagapan.
Kemudian kamu tersenyum manis.
Kamu bilang sering datang ke tempat ini. Duduk di pojok seperti ini, memandang ke jalan raya yang ramai di balik kaca transparan. Mengamati orang-orang yang lalu-lalang beraktifitas. Sambil sesekali membayangkan kalau-kalau aku lewat di depan situ kemudian kamu berlari keluar memanggilku.
"Tapi itu kan tidak mungkin. Kamu kan sekolah di sana, sedangkan aku kerja di sini." Jawabmu atas pertanyaanmu sendiri. Membuyarkan pandangan yang tadinya menerawang.
"aku kangen kamu ka, aku kesepian di sini. bahkan untuk sekedar mengucapkan selamat ulang tahun beberapa hari lagi, aku masih belum tahu caranya." Matanya berbinar dan teduh.
Aku begitu kikuk, kaku, ketika menghadapi sepiring tenderloin yang terhidang.Tidak tahu harus berbuat apa.
Aku sengaja mengulur waktu, supaya kamu makan dulu sehingga aku bisa melihat bagaimana cara makannya. Dengan polosnya aku berujar "Oo begitu toh cara makannya." Kamu tersenyum terheran, betapa lucunya waktu itu.
"Jadi selama ini belum pernah makan?"
Matamu membulat, tawamu renyah. Seisi ruangan memandang ke arahnya, tidak terkecuali pelayan. Melihatnya senang, pelayan itu juga tersenyum.
Begitu menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, kamu menghentikan tawamu. Menutup mulut, menunduk malu, pipinya merona merah.
"Kamu semakin cantik dengan pipi memerah itu."
Kamu semakin menunduk "Gak usah gombal ah." sambil tersenyum.
uhuyyyy.... so sweeeeeeeeeet
BalasHapusKapan-kapan saya kenalin dengan Perempuan Desir Angin itu ya
Hapusaih..aiiih.. kenalin dong sama mbak Desir ituuu.. :)
BalasHapuswahahaha kayaknya pengen tahu siapa sebenarnya Perempuan Desir Angin itu. Kalau ada kesempatan akan saya bawa
Hapusini fiksi apa nyata ya mas?
BalasHapusMenurut mbak Ely, ini fiksi apa bukan ... xixixi
HapusHihi.. kyk bukan fiksi ya mbak El :D
HapusBtw mas,
Begitu menyadari dirinya menjadi pusat perhatian, kamu menghentikan tawamu.
Disana "-nya" dan "-mu", beda tokoh ya?
Waa mas Arif ternyata pembaca yang baik.
HapusTerima kasih atas koreksinya. Biarkan tulisan di atas tetap begitu adanya, tetep salah. Tapi keduanya 1 tokoh kok
"Kamu semakin cantik dengan pipi memerah itu."
BalasHapusKalau laki-laki bilang kayak gitu dan sejenisnya sebenarnya nggombal beneran nggak sih, Mas? Ehehe.
Waduh lha kok saya yang ditanya seperti ini. Pertanyaan itu juga ditanyakan oleh Perempuan Desir Angin kepada saya. Saya gak berani menjawab :D
HapusFiksionisasi kisah nyata.... so sweet....
BalasHapusWahai perempuan desir angin..... lelaki ini pinter ngegombal kecuali padamu...
xixixi
yang penting saya nulis apa yang saya bisa mbak
HapusUntuk perkara gombal-menggombal, dia selalu tahu bagaimana nya. Saya tetep saja gak bisa mengelak
"Oo begitu toh cara makannya." aku juga pernah berujar begitu ketika diajak teman makan udon yang tanpa diberi garpu sama sendok. Bingung cara pakai sumpitnya haha
BalasHapusNaah, bagi Perempuan Desir Angin, lugu memang menyenangkan sehingga dia bisa tersenyum. Yang penting dia senang, saya gak masalah.
Hapuskangen yaa baca2 postingan kaya gini ^^
BalasHapusayo jalan-jalan lagi mbak, jalan-jalan di dunia maya. Kita sesaki dengan belantara kata
Hapuswow perempuan desir angin, adakah kamu membaca tulisan ini
BalasHapusSemoga saja dia tidak membaca tulisan ini, xixixxi saya yang malu nantinya.
Hapuskunjungan perdana, salam pertemanan ya :) ^_^
BalasHapusTerima kasih atas kunjungannya ya
Hapuseciyeeee...
BalasHapusternyata jago nge gombal juga mas nya ini yaaaaah :)
kalau sudah ketahuan triknya malah gak seru lagi mbak. Jadinya malah garing
HapusPerempuan Desir Angin, akhirnya muncul lagi, ga tahan sama gombalan Pak Mandor :)
BalasHapusIni Pak Mandor Ultah benaran nih?
Selamat ulang tahun sahabat dekat perempuan desir angin....
BalasHapus