Kamis, 05 Maret 2015

Kemalasan

Saya benar-benar malas hari ini. Kemalasan sudah merasuki diri saya sejak pagi. Mau melakukan apapun kok rasanya jadi berat. Mau kerja malas, mau beranjak malas, mau mikir malas. Haduuuhh padahal hari ini masih hari kamis, masih menunggu sekitar 25 hari lagi untuk ketemu akhir bulan dan gajian lagi. Lhaa ternyata penyakitnya sudah ketahuan. Malas karena penyakit randedit (maaf, istilah barusan hanya orang jawa saja yang tahu).

Apaa ..?!! Sekarang masih tanggal 5? Saya gak habis pikir. Muter kemana saja sih yang saya pegang kemarin, halah.
Saya sarapan di warung Mbok Djum dengan membawa kemalasan sedang menyerang, tidak bersemangat untuk kerja. Mau enaknya saja gak mau berusaha untuk mendapatkannya.

"Mbok, gimana caranya menghindari kemalasan?"
"Oo tidak bisa. Sebuah akibat tidak bisa diapa-apakan. Kemalasan itu adalah akibat yang tidak bisa dilakukan apapun kepadanya."

"Eh ..."

"Ketika sampeyan menemukan arang kemudian tanya, bagaimana menghidari arang? Lho sudah terlanjur jadi arang kok malah menghindar, arangnya sudah jadi gak mungkin dikembalikan lagi jadi kayu atau batok." Jawab mbok Djum santai. "Coba pertanyaannya diganti?" Lanjut beliau.

"Iya mbok. Bagaimana cara menghindari malas?"

"Naah itu baru bisa dijawab, karena malasnya belum ada. Sekarang kamu malas apa? Malas bekerja. Ayo sini bantuin saya masak nasi cuci piring. Mumpung kemalasan itu belum ada."

"Saya males mbok."

"Sini kamu bang!" Mbok Djum menyalakan korek "Pegang apinya."

"Ya panas mbok ..."

"Kamu kan belum pegang. Sini pegang apinya."

"Gak mau mbok, nanti tangan saya mloncot."

"Lho kamu kan belum pegang, kok sudah bilang mloncot."

"Gak mau ... "

"Kamu itu! Bilang gak mau karena kamu berpikir akibat dari memegang api. Logika kamu berjalan. Sekarang kamu males, bahayanya tidak kamu pikirkan. Otak kamu dimana?"

Saya jadi gak enak hati pagi ini. Otak saya di mana yah!

11 komentar:

  1. Huehehehehe. Maksih Mbok, eh Bang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lhaaa masak saya diomelin diucapin terima kasih jugak hahaha

      Hapus
  2. hehehe.. Mbok Djum canggih sekali
    bisa membedakan antara kata "malas" dan "kemalasan"
    kalau saya nggak ngeh sebelum dibaca ulang
    hehehe...

    semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, baru saya ngerti malas yang belum terjadi dan kemalasan sebagai akibat

      Hapus
  3. nah itulah penyakit yg saya takuti selama ini, soalnya begitu terserang bisa berantakan semua pekerjaan hari itu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemalasan kalau sudah menyerang, sudah gak bisa diapa-apakan lagi

      Hapus
  4. Randedit? Aku orang Jawa tapi ngga tahu artinya, diragukan kejawaannya berarti yaa hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba dibaca cepat ungkapan berikut ini : oranduweduwit

      Hapus
  5. saya juga kalo lagi malas malaaaaas terun engga mau apapa ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nhaa sekarang harus dipikirkan akibat dari kemalasan tersebut. Biar kepalanya dikira ada isinya

      Hapus
  6. Dipikirin dulu.. bayar jajanannya! :D

    BalasHapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih