Selasa, 18 November 2014

November pun hujan

Aku memberanikan diri memintamu bercerita. Tentang Ray, tentang jalan aspal panas ketika tengah malam, tentang putaran roda dan raungan knalpot, tentang kecepatan di atas normal, tentang balap liar. Meski aku mendengarkan dengan hati sakit.

"Syaratnya pertama, kaka gak boleh marah!"
Aku hanya mengangguk

"yang kedua, Aku masih mencintaimu, begitu juga dengan Ray, aku mencintainya juga. Dengan alasan yang sudah aku ceritakan berulang kali kepadamu!"
Aku juga mengangguk saja kali ini, daripada berantem. Kamu memandang kosong sejenak, menerawang kejadian-kejadian kemudian mulai bercerita dengan mata berbinar.


"Biasanya Ray menjemputku sekitar jam 9 malam. Motor yang dipakai adalah motor besar, kalau tidak salah motornya adalah tiger 2000. Aku hanya memakai jaket sweater menembus jalan raya menuju Jakarta. Aku gak tahu itu daerah mana, dia bilang Jakarta gitu aja.
Aku minta makan dulu. Kesukaanku adalah nasi goreng pinggir jalan. Kalau bukan nasi goreng gerobak, aku tidak mau makan. Sebenarnya dia mau mengajak makan sea food atau di rumah makan gitu, tapi aku kan pengennya nasi goreng. Itu makanan tidak bisa diubah.

Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan.

Menjelang tengah malam, sekitar jam 12 malam aku sampai di tempat tujuan. Trek lurus dengan para penonton di sisi kiri kanan jalan. Ramai sekali. Raungan knalpot sangat keras, bising. Ray mendapatkan jadwal turun jam 1 malam.

Sesuai dengan yang dijadwalkan. Ray turun jam 1 malam. Aku sebagai boncengannya. Dia mengikat pinggangku dengan selendang. Motor Ray sekarang berdampingan dengan lawan dengan type motor yang sama. Suara knalpot meraung-raung di angkasa. Sorak-sorai penonton memberikan semangat. Penonton memberikan dukungannya masing-masing kepada jagoannya agar menang, agar taruhannya menang.

Trek 400 meter sudah di depan mata. Seorang perempuan seksi memakai rok mini melangkah ke tengah-tengah sambil membawa sapu tangan, diangkat tinggi-tinggi. Kemudian berteriak.

"Test" sambil menoleh ke arah Ray dan tersenyum kepadaku
"Ready!" kemudian dia menoleh ke arah lawan sebelah sana
"GO!"

Tubuh ini serasa dihempas oleh angin yang sangat kuat. Mungkin kamu hanya bisa membayangkan saja. Berada di atas motor dengan kecepatan 120Km/jam. Saling mendahului. Hitungannya 1 detik 2 detik. Mendahului atau kalah, itu saja. Aku sudah merasakannya. Adrenalin tertantang, darah muda. Yah begitulah.

"Lumayan, kali ini aku menang. Paling tidak aku pegang uang 1 juta." Begitu kata Ray. Sembari mengantarku pulang. Sampai kontrakan jam sudah menunjukkan jam 3 pagi."

Kamu tersenyum menyudahi ceritamu itu. Heh ... cerita menyeramkan seperti itu masih bisa tersenyum. Benar-benar gila. Kok bisa-bisanya menantang maut begitu masih dianggap main-main. Dan balap liar itu sudah dilakukan berkali-kali bersamamu.

"Emangnya kamu punya nyawa berapa?" Tanyaku sedikit berkeras. Mendengar pertanyaan itu, kamu mulai terdiam. Sepertinya kamu menyadari bahwa aku sudah mulai tidak suka, apalagi dengan Ray.

"Sekarang nyawamu sisa berapa?" Kuulangi pertanyaanku dengan nada menegaskan. Seperti tidak terima bahwa kamu terlibat dengan balap liar.

Air matamu mulai meleleh, Kamu menangis. "Katanya Kaka tidak akan marah." Jawabmu takut-takut.

"Ini bukan masalah kesenangan atau hura-hura biasa. Sekali ada kegagalan balap, selesai sudah hidupmu! Nyawa hanya dihargai 1 juta, kalau menang dapat uangnya, kalau gagal nyawa melayang. Sungguh aneh, Ray yang katamu mengidap kanker otak stadium 3 masih bisa melakukan balap. Kala dia datang ke kontrakanmu yang ada hanya mengeluhkan tentang sakitnya. Tapi ketika dia datang pas jadwal turun jalan, kok bisa-bisanya sehat tanpa ada kekurangan. Apa gak mungkin ketika sedang nyetir kemudian rasa sakitnya menyerang!
Kalau kamu masih mencintai Aku, Aku tidak terima kamu ikut-ikutan hal mengerikan itu lagi."
Aku mulai merancau, emosi sudah menguasai kepalaku. Mungkin dulu aku masih terima bahwa kamu mendua, antara Aku atau Ray. Tapi sekarang demi mendengar cerita tentang Ray dan kehidupan Balap liar itu, aku tidak terima dengan semua ini.

"Trus apa maumu?" Tanyaku dengan keras

"Aku berharap aku bisa mengubahnya. Aku bisa merawatnya dari sakit yang ada dikepalanya. Boleh jadi dia sekarang sedang senang Balapan, tapi siapa tahu suatu saat dia berubah. Ketika dia berubah, aku ada di sampingnya dan merawatnya." Jawabmu dengan menangis sesenggukan. "Trus apa yang bisa kaka lakukan?" Tanyamu kemudian.

"YANG BISA AKU LAKUKAN ADALAH MELARANGMU!" Aku bicara sekeras-kerasnya kepadamu wahai Perempuan Desir Angin. Ketahuilah aku sangat marah.

Keadaan jadi diam, sunyi. Isak tangismu terdengar lirih sambil menunduk. Aku bangkit dan segera kuraih gagang pintu. Aku melangkah keluar dan membanting pintu dengan keras. Aku pulang. Hapeku berbunyi tidak kuhiraukan. Hanya kulihat saja 10 panggilan tidak terjawab dengan nama yang sama.

November turun hujan dengan derasnya.

40 komentar:

  1. Kepada anak-anak Balap Liar,
    Masih ada orang-orang di sekitarmu yang mencintaimu dengan tulus.

    BalasHapus
  2. Aku dulu sempat ikutan balap liar.. Trus abis kecampak di aspal yang bikin lutut kiri ku retak, aku kapok ikutan lagi. Eheheh.. :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. eh beb, ternyata dirimu anak BaLi juga, gak usah diterusin deh beb ngeriii. Apalagi kalau nanti malah berantem sama aku, kan gak asik ...

      Hapus
    2. Wkwkwk.. Kalok masalah pengalaman sih boleh laaaa :D

      Hapus
  3. lihatnya saja mengerikan mas, di sekitar rumah sakit mitra keluarga bekasi timur kadang-kadang ada tuh balapan motor liar. kebetulan waktu itu habis jemput ibu mertua jadi lewat sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, daerah itu juga ada trek lurus yang terlihat sepi. Sering digunakan untuk test dan taruhan juga. Sereemm

      Hapus
  4. gak tau alasamnya karena ngejar kepuasan atau sensasi..
    dan moga pesan nya nyampe ke mereka mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas atas dukungannya. Saya sedang berusaha untuk mendekati orang-orang seperti ini diajak ke kegiatan yang lebih kreatif. Atau ke arah race profesional dan keselamatan maksimum

      Hapus
    2. Saya sepakat mas, sama paling gak kita bisa ingetin hal itu keorang paling terdekat lebih dulu :)

      Hapus
  5. Astagaaa. Ini nyata ato fiksi Bang? Sabar banget si Kaka mau diduain. Serem kalo lihat balapan motor liar ini. Di luar komeks rumah kalo sabtu malem ada beberapa Bang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut mas dani, ini fiksi atau nyata xixixixi
      Perempuan Desir Angin bercerita begitu lancar, saking lancarnya dia tidak menyadari kalau ceritanya itu membuat luka di hati

      Hapus
  6. Perempuan Desir Angin selalu bisa diacungin jempol *bisa mendua dengan damai, mau dong ilmuanya :D*
    Untuk penyuka balapan liar mending lakukan di arena balap resmi, menghasilkan prestasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perempuan Desir Angin sepertinya sudah benar-benar menghipnotis keduanya. Pecintanya tidak akan meninggalkannya.
      Untuk para balap liar, saya juga setuju kalau diarahkan ke balap profesional

      Hapus
  7. dulu saya juga suka ikutan tapi kini tak pernah lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, lebih baik ditinggalkan. Sayang sama nyawa dan tubuhnya

      Hapus
  8. Ditempatku jg sering ada ini kalo malam minggu,,pdhl banyak jg yg jatuh tp msh lanjut lagi,,mungkin benar,,darah muda,,tp satu hari,,pasti berubah,,
    Hidup berjalan, dn manusia makin dewasa,,nanti juga pasti disadari :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Para pembalap itu sedang kelebihan energi di masa muda. Harus ada kegiatan yang membuat mereka capek atau bagaimana. Maka kegiatan kreatif harus dikenalkan kepada mereka. Kalau masih mentok ya diarahkan ke balap profesional yang lebih aman.

      Setelah mereka dewasa kemungkinan akan segera menyadari

      Hapus
  9. di sekitar wilayah ku juga kalo malam minggu banyak balapan liar dan geng motor gitu, serem ngeliatnya,entah apa yang di pikiran mereka , ga tau menyalurkan hobi atau gmna

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya kadang gak ngerti dengan balap liar ini. Membahayakan diri sekaligus orang lain yang kebetulan berada di lokasi. Bisa jadi korban juga kalau ada sedikit kesalahan

      Hapus
  10. susah bedain ini kisah nyata atau fiksi belaka tapi saya suka cara mas bercerita...salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali. Semoga tulisan saya bisa dinikmati dan pesannya sampai. Terima kasih

      Hapus
  11. dan itu yang menjadi fenomena sekarang ini, sebagai pengguna motor pun merasa ngeri dengan adanya balapan liar..
    moga pesannya tersampaikan ya ..

    lama ga mampiir sinih :)
    apa kabar mandor tempe?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lha kalo seumpama lagi nyaman di jalan dengan kecepatan standar. Tiba-tiba tersenggol, apa ndak jadi masalah juga. Ngeri ... dan membahayakan pengendara lain.
      Iyaaa, lama sekali gak pernah mengunjungi daku. Kemana aja?

      Hapus
  12. namanya juga anak muda, emang cocoknya suka yg memacu adrenalin, salah satunya ya balap liar itu..
    saya juga kurang tau ya, kl diarahkan ke balap profesional kan kayaknya susah ya, krn harus ada sponsor, donatur dll. tapi kalau diarahkan menjadi tukang ojek jg kayaknya agak mustahil ya, masak dari joki balap liar jadi tukang ojek?
    tapi kemampuan mekanik dari balap liar pada jago2 loh.. bisa itu diarahkan utk buka bengkel motor..

    BalasHapus
    Balasan
    1. woiya ... kenapa gak kepikiran sama saya ya. Ide sampeyan keren banget, bengkel! Secara mereka sudah mengenal mesin dan jaringan jual beli onderdil. Saya pikir akan terbuka peluang meskipun tidak mudah.
      Senang sekali dapat ide di kolom komentar seperti ini

      Hapus
  13. sering ngelihat di jalan tertentu apalagi kalau malam Minggu,
    yang ngilu justru lutut yang kebetulan ngelihat, hiks.
    *perempuan desir angin, kenalan dong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang melihat merinding sangat, yang menjalani santai-santai saja. Itu sebabnya kaka marah dengan keras.

      *kapan-kapan kalau ada kesempatan akan saya kenalin dengan Perempuan Desir Angin itu. Kapan ada waktu gitu xixixi

      Hapus
  14. Belum pernah lihat balapan liar. Kabarnya sih di daerah Suramadu sering ada balapan begituan tapi saya belum pernah tau. Sepertinya kalau balapan begini mereka ngejar duitnya. Padahal modif motor butuh biaya besar juga selain stock nyawa hehe

    BalasHapus
  15. jadi ini bang mandor jadi siapa sih? si kakak, si ray atau si cewe? *terus digetok :D :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurut cerita di atas sih aku = kaka
      Mandor nya yang mana ya xixixixi

      Hapus
  16. Memang miris melihat fenomena ini. Di Semarang saya lihat sering di operasi polisi, namun terus saja berulang.
    Untung November sudah hujan, mudah2an tidak banjir ..
    He he ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Operasi polisi malah menjadi informan. Ketika ada operasi, jarang yang turun. Aneh kan.
      Semoga hujan kali ini tidak menimbulkan kerusakan yang terlalu besar

      Hapus
  17. aduh, saya sih gak suka ngeliat balap liar. kalo kenapa2 ngerepotin orang :" padahal salahnya sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masalahnya kan di situ, merepotkan banyak orang. Kalau bisa masuk ke ranah profesional kan bisa banyak yang bertanggung jawab

      Hapus
  18. Perempuan dessir angin sedang jadi duta pembawa kaum BaLi ke trek beneran.
    Apresiasi Mas, cara persuasif menarik pulang pelaku BaLi
    Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perempuan Desir Angin bertekad untuk mengubahnya. Kalau bisa ya berhenti ikut BaLi. Saya hanya bisa bersabar

      Hapus
  19. pingin kayak pebalap motogp apa ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengennya seperti itu apa daya kurang modal (atau tidak mau nyari yaa?)

      Hapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih