Kamis, 06 Maret 2014

Pemilihan

Kondisi pabrik selalu dinamis. Ada yang keluar, ada yang menggantikan. Bahwa yang berprestasi kemungkinan akan naik kelas menjadi pemimpin dari mereka-mereka.
Sekali waktu saya diminta untuk menjadi bagian dari pemilihan ini. Pemilihan di sini adalah semacam jalan untuk pengangkatan level dari operator menjadi leader. Yang menarik adalah, bagaimana cara seleksinya, kriterianya apa saja.
Saya gak punya pedoman khusus dalam memilih leader ini. Yang penting dia bisa bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan dan mampu memimpin anak-anak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.


Saya bagikan pengalaman saya kriteria-kriteria pemilihan yang saya gunakan. Pertanyaannya yang diajukan bisa beragam namun fokusnya tetap pada item-item berikut

1. Mengetahui area kerja
Area di sini adalah lingkup proses kerja dalam group kewenangan, biasanya disebut line proses. Kandidat harus mengetahui bagian-bagian proses kerjanya dalam satu line. Pengetahuan atas lingkup area kerja ini penting karena dia akan memimpin satu grup area ini. Jika ada masalah, akan segera ditangani. Biasanya sih yang menguasai area kerja adalah orang-orang dengan masa kerja lebih lama, tapi tidak menjamin juga. Karyawan baru pun kalau punya kemampuan penguasaan area kerja juga akan terpilih seleksi. Maka beberapa pertanyaan detail diajukan untuk memastikan dia mengenal betul. Coba sebutkan mesin-mesin yang ada di area kerjamu? Dimana penempatan WI? dimana area yang mempunyai gerakan berputar? Dimana area yang berpotensi bahaya?

2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan
Pertanyaan saya tentang ini biasanya langsung ke pokok masalah, "Apa yang perlu diperbaiki dari line kerjamu?" "Apa kekurangan-kekurangan are kerjamu?" Sebagai seorang kandidat leader proses, pasti dia akan punya rencana-rencana perbaikan yang tidak dilakukan oleh leader sebelumnya.
 Demikian juga dengan kelebihan line proses. Biasanya hanya orang-orang yang langsung berhubungan dengan proseslah yang mengetahui  keunggulan prosesnya. Hal ini perlu ditanyakan untuk mengoptimalkan kelebihan yang sudah dipunyai jika kandidat terpilih nantinya.

3. Visi dan misi ke depan
Pertanyaan absurd bagi kandidat juga perlu, seperti visi dan misi. Kandidat yang awalnya level operator kebanyakan lulusan sekolah menengah masih belum menjangkau dengan kata ini. Apalagi merumuskan sebuah konsep visi dan misi. Tapi paling tidak pertanyaan ini memancing agar dia tahu bahwa pabrik ini punya tujuan besar dan cara-cara yang akan ditempuhnya. Dari tujuan pabrik tersebut diharapkan calon leader bisa merumuskan sendiri visi dan misi sesuai dengan lingkup kerjanya yang akan mendukung.

4. Bagaimana mengatasi masalah
- Masalah teknikal
Permasalahan teknikal memang harus dikuasai. Untuk data detail boleh dipelajari sambil berjalan. Namun untuk masalah global yang dikerjakan sehari-hari, harusnya sudah diketahui. Misalnya, dalam 1 jam produksi menghasilkan berapa? dalam 1000 pcs barang rejectnya ada berapa? Mesin yang sering bermasalah mesin yang mana? Bagaimana cara penanganannya? Masalah teknikal ini ditanyakan untuk menggali kemampuan kandidat dalam melakukan respon. apa yang harus dilakukan dan siapa-siapa yang harus dihubungi. Tanggap terhadap masalah yang terjadi ini kunci keberhasilan dalam pertanyaan saya.

- Masalah humaniora
Ini sebenarnya penting. Banyak sekali orang-orang yang mempunyai jabatan atau atasan memilih leader yang berkarakter. Artinya, dia bisa mengatur, mengendalikan anak-anaknya sesuai dengan perintah yang diberikan. Beberapa pimpinan (termasuk saya) tidak tega langsung menegur kepada operator ketika mereka berbuat salah. Nah, disinilah seorang leader diperlukan untuk penyampai pesan teguran kepada operator.
Dalam hal kesehariannya pun, operator akan banyak berhubungan dengan leadernya langsung. Pesan dari atas akan disampaikan kepada operator melalui leader. Maka kemampuan humaniora adalah salah satu cara yang efektif untuk pencapaian target yang telah ditetapkan.

5. Contoh kasus
Pertanyaan saya yang terakhir adalah pemberian contoh kasus dengan bobot seorang leader untuk mengetahui seberapa tanggap dia dalam memegang suatu masalah. Bagaimana dia menceritakan kondisi sekitarnya, sumber-sumber masalah hingga dia bisa menyimpulkan sendiri langkah apa yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Langkah ini tentunya sudah bukan dalam pandangan seorang operator, tapi harus sudah dalam kapasitasnya sebagai leader. Jawaban yang muncul akan menunjukkan kapasitas masing-masing kandidat.

Monggo, silakan direview kembali, siapa yang pernah berhadapan dengan saya dan gagal dalam wawancara. Semoga dengan adanya bocoran ini, nanti kalau kita bertemu lagi kalian harus berhasil yaa.


19 komentar:

  1. Seorang leader yang baik ...
    adalah seorang yang "resourceful" ... mengetahui permasalahan yang ada ...
    dan ... kalau bisa sih ... pernah menjadi mereka yang dipimpin ...

    Dan ketika menjabat ...
    leader yang baik adalah leader yang bisa mempersiapkan calon penggantinya ...

    Salam saya

    (6/3 : 2)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaa om trainer lebih berpengalaman dalam hal ini
      Saya harusnya konsultasi dulu dengan om trainer sebelum melakukan pemilihan berikut.

      Hapus
  2. leader yang berwibawa dan bertangung jawab jadi dambaan anak buah, bukan hanya asal perintah ya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar. makanya pemilihan leader untuk memimpin anak-anak harus dipilih sesuai dengan karakter yang diminta, yang bisa mengayomi dan menstransfer informasi secara jelas.

      Hapus
  3. manggut2 dan setuju dengan Pak Mandor
    karena si bunda ini belum pernah merasakan jadi seorang leader
    pokoknya, yang penting kalau leadernya Pak Mandor, si bunda ini pastilah akan setuju , karena Pak Mandor sudah benar2 paham akan segalanya :)

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemilihan ini masih berdasarkan subyektif saya sendiri. Kalaupun ada yang tidak cocok, ya memang itu kekurangan saya. tapi saya memilih sesuai dengan kebutuhan saya bunda

      Hapus
  4. diawal kerja di pab dulu, saya dianggap ga cocok memimpin para leader, akhirnya di lempar ke bagian purchasing dan material control. Baiknya ga pernah ngerasain kerja shift, mumetnya pak mandor taulah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wahahaha ternyata pernah mengalami dukanya menjadi leader ya
      Apalagi berpindah ke PCH dan material kontrol, tambah mumetnya.
      Tetap semangat ya

      Hapus
  5. Leader menentukan hasil produksi di line ya Pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya menaruh harapan besar keberhasilan line kepada leader, kerena leader lebih tahu keseharian line proses sehingga mereka punya kiat-kiat tersendiri dalam pencapaian target

      Hapus
  6. jadi gitu ya Pak Mandor, *siap2 jikalau dipromosiin jadi leader :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap tidak siap harus maju, tidak ada pengecualian

      Hapus
  7. manggut-manggut setuju ... :D

    BalasHapus
  8. berat juga syarat2nya ya pak mandor
    syarat berat dan tanggung jawab juga berat
    yg pasti harus bisa diterima sama bawahan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Syarat yang saya tentukan memang untuk mereka-mereka yang berkecimpung di dunia manufacturing. Sepertinya berat tapi kalau sudah mengetahui medan kerja, akan lebih ringan nantinya

      Hapus
  9. kalau boleh menambahkan Mas Mandor, Leader juga harus punya rasa Empaty yang tinggi...smoga segera dapat para leader yang dicari ya Mas Mandor :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahah siaappp, saya akan pakai kriteria tersebut pada pemilihian berikutnya

      Hapus
  10. Leader yang baik..memang mesti mengayomi bawahannya dan amanah terhadap jabatan yg di dudukinya :)

    BalasHapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih