Begitu tanya Mbok Djum sesaat setelah saya duduk di bangku panjang itu.
Saya yang masih terkena demam euforia Kelas Inspirasi kemarin pengen cerita macam-macam ke Mbok Djum. Cerita yang baik-baiknya thok, yang jelek-jeleknya gak usah diceritakan nanti malah tambah gak asik ngobrolnya.
Perkenalan saya dengan para dewan guru, malah menganggap saya adalah seorang eksekutif pada perusahaan ternama. Halah. Padahal saya kan hanya level mandor. Saya malah takut dengan persepsi yang tersemat di dalam diri saya yang tidak sesuai dengan kemampuan saya. Begitu hormatnya guru-guru itu kepada saya hingga saya "dibasani", diajak ngomong bahasa jawa dengan Kromo Inggil, haduhhh gak usah segitunya kali.
"Tentang siswa mbok, saya seperti melihat replika diri di wajah anak-anak itu. Dulu saya gak jauh beda dengan kelakukan mereka saat ini." Saya menjawab Mbok Djum sambil meringis.
Anak-anak tetap dalam dunia mereka, berfantasi dengan segala macam angan untuk berinteraksi dan sosialisasi sesama temannya. Sifat bandel dan nakal mereka pun ternyata ada sisi yang masih bisa didengar. Masih bisa dididik, masih bisa berkhayal tentang berbagai pengetahuan.
"Anak-anak, begitulah mereka adanya. Polos. Siap dibentuk oleh didikan guru." Begitu balas Mbok Djum singkat.
"Yang saya sungguh takjub adalah para guru itu Mbok, mereka setiap hari menghadapi anak-anak yang ajaib dengan sabar. Saya yang mencoba merasakan berposisi seperti mereka beberapa jam, sudah nyerah. Kok ya untungnya saya di kelas dilepas sendirian, gak ditemani sama guru atau teman yang lain. Kalau ada temannya mungkin saya sudah melambaikan tangan ke arah kamera hahaha."
Saya melihat Mbok Djum tersenyum.
"Tugas guru itu sangat-sangat mulia." Pandangan Mbok Djum jauh ke langit sana. Kemudian disusul dengan hela nafas. "Itulah yang dikerjakan Guru. Guru menuntun ke arah yang baik. Mendidik tentang benar dan salah disertai nilai-nilai dalam kehidupan. Guru tetap berusaha menanamkan pemahaman pendidikan dari ilmu tersebut. Sedangkan google hanya memberikan ilmunya saja.
"Masih gak ngerti mbok."
"Contoh yang paling mudah adalah hitung-hitungan matematika. Penjumlahan dan pengurangan sederhana bisa berbeda penerimaannya bagi siswa. Ini adalah pelajaran mendasar."
Mbok Djum menghentikan uraiannya sejenak.
"Masih ingat uang hilang 1000 yang kerap kali kita temukan di dunia maya. 1000 nya kemana? Seakan-akan memang hilang. Seakan-akan kita sedang dibodohi dengan ilmu matematika. Seakan-akan kita sedang dimanipulasi dengan perhitungan yang benar. Ilmu matematikanya benar, tapi digunakan untuk hal yang membingungkan.
Guru lah yang mendidik sejak dini bahwa ilmu harus digunakan dengan baik. Mengajarkan hal baik, mengajarkan nilai-nilai dari kecil. Menjaga agar nilai tersebut terbawa hingga besar nanti."
"Coba bayangkan jika matematika ternyata digunakan untuk menghilangkan angka seribu, sejuta, semilyar. Bayangkan jika ilmu akuntansi digunakan untuk memanipulasi pajak. Bayangkan jika ilmu hukum malah dipakai untuk memutar balikkan hukum. Bayangkan jika ilmu internet malah digunakan untuk membobol dan mencuri. Bayangkan jika ilmu alam malah digunakan untuk membuat senjata."
Wajah Mbok Djum berubah serius.
"Itulah yang membedakan Guru dengan Google. Google memang pintar, segala ilmu ada. Namun hanya sekedar ilmunya saja, ini ditambah ini sama dengan itu, kalau ada masalah ini jawabannya begitu. Namun Google tidak bisa melarang untuk melakukan kejahatan.
Sedangkan guru selalu menjaga siswanya dan menanamkan nilai secara terus-menerus di setiap pelajarannya, sebandel apapun siswanya."
Saya harus setuju dengan kalimat mbok Djum yang terakhir itu.
Mboook Djuuum...aku padamuuuh :)
BalasHapusGoogle memang pinter bang, tapi gak punya hati :))
Iya benar, google memang gak punya hati. Ilmu diberikan namun penggunaannya diserahkan kepada masing-masing pembacanya
HapusJadi guru TK lebih sabar lagi pastinya ya :) pengalaman pertama ya mas jadi guru walaupun hanya sesaat.
BalasHapusWhaa kok malah guru TK si,
HapusKemarin Kelas Inspirasi dilakukan di SD bekasi Jaya 14 di daerah proyek, Bunda.
ini sama dengan ketika anak anak mecahin piring di rumah mbahnya. aku tegur, mbahnya komplen katanya anak itu kan poto kopian bapaknya. kalo anaknya nakal berarti bapaknya dulu nakal
BalasHapusjadi mikir...
karena aku dulu lebih nakal ketimbang anakku
berarti poto kopian juga dong..?
Sepertinya ada gen yang tidak hilang antara anak dan bapak itu. Sifat-sifatnya juga menurun.
Hapusguru memang seorang yang pantas digugu dan ditiru...tanpa guru kita nggak mungkin seperti ini...apalagi si guru yng super sabar seperti guru TK...bisa membawa anak2..bisa memahami dan mengerti anak2 :)
BalasHapusSaat itu saya juga berusaha untuk memahami dunia anak-anak. Dengan masuk ke dunianya, maka materi mudah disampaikan
HapusSaya angkat jempol untuk Mbok Djuuuuum.....
BalasHapusGuru tentu tidak hanya menyampaikan, tapi juga membimbing, di samping itu guru juga bertanggung jawab kepada Tuhan.
Benar pak Azzet, bahwa guru sedang menjalankan tugas yang sangat berat dengan penuh tanggung jawab. Dunia dan akhirat, menyiapkan anak didik agar bisa berguna dunia akhirat
HapusAku fans berat Mbok Djuuuum :*
BalasHapusAku padamu beb ... halah !
HapusPada mu dalam artian apa nih, Bang? Wkwkwk :P
HapusMas Mandor keren deh sudah ikut kelas inspirasi. Saya sampai saat ini baru sebatas cita-cita. Tapi suatu saat bertekat ikut. Selamat mas.
BalasHapusSaya ditakut-takuti agar tidak ikut, eee ... ternyata saya malah ingin membuktikan diri kalau saya berani dan bisa hahahaha
HapusHuaaa ud komen and sharing cerita panjang2, hilaaanggg :(((
BalasHapusLhoo kemana komennya, sayang sekali saya tidak menemukan di mana-mana
HapusPakIes, saya senang sampeyan berkunjung ke sini, jadi menambah ilmu buat saya. Komentar PakIes tetang mbok Djum membuat saya merenung lagi
BalasHapusMengajarkan ilmu bisa dilakukan siapa saja, tapi menanamkan sifat2 baik terus-menerus itulah salah satu tugas mulianya guru.
BalasHapusKeren bang mandore sudah mengikuti KI. Saya sangat berminat mengikuti KI.
Monggo ikut saja. Ada banyak ilmu yang didapat dengan ikut kegiatan KI tersebut. Ada kebahagiaan yang tersembunyi di sela-sela mata anak-anak tersebut
HapusMengajarkan ilmu bisa dilakukan siapa saja, tapi menanamkan sifat2 baik terus-menerus itulah salah satu tugas mulianya guru.
BalasHapusKeren bang mandore sudah mengikuti KI. Saya sangat berminat mengikuti KI.