Mogok Nasional
"Mbok, minggu depan saya akan mogok kerja." Begitu kata saya pagi ini di sela-sela sarapan. Warung ini masih lengang, belum banyak karyawan pabrik yang datang. Hari ini saya datang kepagian, lumayan sih masih punya banyak waktu buat sarapan sambil mencari informasi yang berkembang.
Ini pasti akan jadi pembicaraan serius. Karena untuk masalah mogok karyawan artinya sudah pasti berhubungan dengan upah.
Namun mbok Djum tetap tenang. Baginya, mogok ataupun tidak, karyawan pasti butuh makan. Warung ini bisa terus eksis karena berada di tengah-tengah karyawan. Karyawan mogok atau tidak, tidak ada pengaruhnya terhadap operasional warung.
"Mogok nasional. Rencana tanggal 10 - 11 Desember nanti, semua elemen karyawan akan turun ke jalan. Serentak di seluruh Indonesia." Lanjut saya. Segelas kopi panas terhidang di depan saya.
"Halah, sok-sok an aja kali. Kemarin kamu kayaknya bela-bela pabrik, secara levelmu sudah menjadi mandor. Sekarang malah ikut demo pabrik." Begitu jawab mbok Djum. Sepertinya dia masih tidak menganggap serius dengan apa yang akan terjadi minggu depan.
"Kamu itu sebenernya mau demo apa mau libur kerja sih?" Lanjut mbok Djum.
Karyawan mulai masuk satu-satu ke warung ini untuk sarapan juga. Mbok Djum membersihkan meja-meja yang ada, tentunya sudah siap untuk membuat sarapan bagi orang-orang yang datang.
"BUkan gitu mbok, ini adalah bentuk solidaritas saya kepada rekan-rekan karyawan yang menuntut haknya. Agar karyawan bisa hidup layak." Jawab saya mengelak.
"Sampeyan ini lho, sebenarnya kemarin itu sudah cerdas sekarang kok menyamar. Takut melawan arus ya?" Jawab mbok Djum tegas.
"Gak papa mbok. Yang penting mogok nasional akan tetap dilaksanakan. Agar mereka-mereka tahu kami karyawan punya kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh."
"Hey, jangan salah. Setiap isu tentang karyawan dan perusahaan, sudah pasti pabrik lebih tahu dan mengambil tindakan lebih dulu. Jangan dikira pabrik tidak ambil tindakan. Mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Sekarang mau apa? Menghentikan operasional pabrik, turun ke jalan blokir jalan tol. Trus orasi. Trus minta kepada pihak yang berkepentingan, siapa?
kepada pabrik? Saya yakin pabrik tidak akan peduli dengan demo. Pabrik mana pula yang mau didemo, semua pabrik tidak ada yang mau. Pabrik menginginkan yang aman-aman saja. Asal sesuai dengan prosedur yang berlaku ya dijalankan.
kepada pemerintah? Pemerintah sudah sejak 2 bulan kemarin sudah bolak-balik kesana-kesini untuk melakukan mediasi masalah kenaikan UMK-UMR. Trus sekarang menggelar acara nasional mogok kerja. Lha apa lagi yang diminta? Sampai kapanpun tidak akan pernah puas dengan keinginan yang terus diminta.
Jangankan mogok dua hari. Mogok seratus hari pun, pabrik tetap punya rencana darurat agar terus berjalan. Gampangnya begini, 2 hari yang rencananya kalian mogok itu, sudah pasti ada kompensasinya. Entah itu hari minggu disuruh masuk atau dipotong gaji, bener gak?!"
Saya makin garuk-garuk kepala. Memang benar apa yang dikatakan mbok Djum. Bahwa sebenarnya pabrik sudah punya yang namanya contingency plan untuk kondisi darurat seperti ini. Eh, darimana mbok Djum tahu kalau hari minggu tetep masuk? Pabrik tetep beroperasi? Saya kira itu adalah informasi yang tidak disebar untuk umum.
Kemudian mbok Djum melanjutkan kalimat-kalimatnya.
"Sebagai bocoran saja, induk pabrikmu itu. Akan memindahkan sejumlah produksinya ke luar negeri. Kulkas, mesin cuci, TV dengan sejumlah tertentu akan dipindahkan ke India atau Vietnam. 50%, 60%, 70% saya gak akan ngasih tahu."
Seketika wajah saya tegang. Sarapan saya seakan-akan tertahan di dada, tidak bisa masuk ke dalam perut. Bayangan saya ke depan sudah tergambar jelas. Pekerjaan mencoret member adalah pekerjaan yang paling susah.
Nah, kalau udah pindah begitu gimana?
BalasHapusKalau udah demo begitu, suka khawatir sama suami. Dia gak pernah ikut mogok, tapi akses ke kantornya suka jadi macet total :(
Naaah kalau sudah diputuskan kita tinggal menunggu saja eksekusinya. Presiden pabrik kan manusia setengah dewa, setiap ucapannya pasti terjadi hahahaha
HapusSegera cari plan B mbak untuk tanggal-tenggal tersebut.
Ini salah satu hal yg dibahas dalam buku komik temen ku, Bang. Well.. Bener kata Mbok Djum, pabrik tetep punya plan B dan akan terus berjalan meski karyawan pada mogok kerja.. Karena akan ada orang lain yg dengan senang hati menggantikan pekerjaan mereka.. :'
BalasHapusUntuk urusan ini, mbok Djum bisa tahu lebih dulu. Entah telinganya nempel di mana kok bisa dengar berita seperti ini.
HapusPabrik sudah pasti punya rencana-rencana yang tidak diperkirakan oleh karyawan sebelumnya. Mau lanjut atau tidak, itu saja pilihan bagi karyawan. Dilema juga ya beb
Betul, Bang.. Kok ya rasanya sementang pekerja trus jadinya ngga bisa apa-apa, bergantung sama perusahaan.. :(
HapusKalau sudah pilihannya seperti itu gimana beb, mumet yang ngatur
Hapusnah.. sbg karyawan biasa jg sepatutnya rasanya ya jg punya plan b.. apapun itu.. spy survive dan ga perlu tergantung perusahaan.
BalasHapusSipp setuju. Pabrik punya rencana lain, karyawan juga harus siap dengan segala konsekuensinya. Sekarang sudah jamannya mandiri, menang akan berjaya punya usaha sendiri, kalah akan tergilas oleh perusahaan.
HapusMas, maaf ini beneran mau mognas? Soalnya tkt macet cz mau ada perlu tgl2 segitu.
BalasHapusSemoga pemerintah dpt memberikan solusi terbaik bagi buruh ya.
Keputusan sudah diambil, tanggal sudah ditentukan. Koordinator lapangan sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Selama tidak ada larangan, Mogok Nasional tetap akan berjalan sesuai rencana.
HapusMaka sedari sekarang rencanakan plan B nya ya
ooh, baru tau nih saya. pabrik udah nyiapin dari awal kalau kegiatan mogok nasional ini berjalan ya...
BalasHapusKalau pabrik tidak siap, sudah dari jauh-jauh hari akan gulung tikar, karena prinsipnya pabrik tidak mau rugi. Pabrik tidak mau profitnya berkurang, apalagi rugi.
Hapussebenernya perbandingan biaya oprasional pabrik di indonesia dengan di india bedanya jauh ya? .
BalasHapus1. Hitungan gaji berdasarkan dollar mas. Di sana lebih murah
Hapus2. India dan Vietnam topografinya adalah daratan, biaya operasionalnya lebih murah.
Dengan dua opsi tersebut sudah cukup untuk mengambil keputusan.
aku baru tau klo pabrik punya plan utk kegiatan mogok nasional. bukan aku ga empati dgn temen-temen, tapi dari sisi pengusaha pilihannya cuma dua kan? take it or leave it? semoga ada win win solution buat bersama ya
BalasHapusPada dasarnya pabrik dan karyawan itu saling membutuhkan. Hanya saja perlu komunikasi yang lebih intens untuk kebaikan bersama.
HapusHihihihi,...
BalasHapusIni analogi ya... kayaknya bakal lumayan nyambung kita kalau mbahas yang kayak gini.
sebagai sesama buruh pabrik dilarang saling mendahului hahahaha
HapusMari kita posting mengenai pabrik beserta lika-likunya
Kabarnya memang demikian mas, sy pun juga mendapat broadcast dari tiap DPC dan DPP di tp sy bekerja, kalo tgl itu bakal turun 15 ribu rekan buruh tumplek kejalan ibukota. Moga perjuangan para rekan berjalan damai dan membuahkan hasil terbaik.
BalasHapusHarapan kita semua bahwa yang disampaikan sesuai dengan agenda dan tidak anarkis. Semoga demo berjalan lancar dan pulang dengan selamat
HapusLah kalau tukang kebun pada mogok menanam sekian ton bayam dan bawang bakalan melenggang. yook dipertemukan kepentingan dan keinginan yang kian meningkat.
BalasHapusTerima kasih Mas untuk pencerahan ini. Salam
Iya, harus ada kesepakatan bersama demi kepentingan bersama. Kalau salah satu tidak sepakat maka yang rugi adalah semua pihak. Kita tidak lagi menemukan bayam dan bawang nah looo
HapusHehehe, mogok nasional bang mandor. Kalau yang mogok karyawan perusahaan nasional atau BUMN kayak Telkom, pabrik pupuk, PT KAI , transjakarta, pemerintah bisa pusing kepapla. Fasilitas publik mesti macet. Dipindahkan ke luar negeri ya nggak mungkin, khan cuman lokalan. Kalau perusahaan multinasional, itu baru bisa main pindah. Hehehehe...!!! Salam bang mandor. Kunjungan balik ke blog bang mandor
BalasHapusTerima kasih telah berkunjung.
HapusEh untuk perusahaan BUMN saya kira sudah ada serikat pekerjanya. Saya belum tahu serikat pekerja BUMN akan ikut turun juga atau tidak. Kalau fasilitas publik untuk rakyat saja mogok bisa chaos negara ini
WOW Mbok Djum itu cerdas banget. Jangan2 beliau itu sedang menyamar ... intel yang menyamar, mungkin?
BalasHapusNaah itu juga bunda. Mbok Djum bisa punya ribuan telinga yang menempel di dinding-dinding tembok. Bisa mendengar berita bahkan yang paling rahasia sekalipun
Hapusdlm keadaan apapun musti punya plan B ya ( mbok Jum pinter banget..,)....
BalasHapussiap2 berangkat dan pulang kerja macet2an tgl segitu ..,
Iya benar, plan B, rencana lain, Contingency plan atau apalah sebutannya harus sudah dipersiapkan dari jauh hari agar kondisi tidak bergampak terlalu luas.
HapusKomentar Mbok Djum yang ini, "Mau demo apa mau libur kerja sih?" itu jleb banget ya.
BalasHapusSaya langsung kena sekak, gak bisa membantah mas
HapusPermintaan kenaikkan gaji seperti gak pernah ada kata cukup ya, lalu solusinya ap ya..
BalasHapusKalau menuruti keinginan ya gak ada cukupnya. Solusinya pasti masing-masing punya tuntutan. Harus duduk bersama satu meja dan harus ada kata sepakat.
HapusPenasaran sama mbok Djum nih mas
BalasHapusKapan-kapan kalau mbak ely datang ke Indonesia saya kenalkan dengan mbok Djum ya
Hapus