Jumat, 05 Desember 2014

MogNas

Mogok Nasional

"Mbok, minggu depan saya akan mogok kerja." Begitu kata saya pagi ini di sela-sela sarapan. Warung ini masih lengang, belum banyak karyawan pabrik yang datang. Hari ini saya datang kepagian, lumayan sih masih punya banyak waktu buat sarapan sambil mencari informasi yang berkembang.

Ini pasti akan jadi pembicaraan serius. Karena untuk masalah mogok karyawan artinya sudah pasti berhubungan dengan upah.
Namun mbok Djum tetap tenang. Baginya, mogok ataupun tidak, karyawan pasti butuh makan. Warung ini bisa terus eksis karena berada di tengah-tengah karyawan. Karyawan mogok atau tidak, tidak ada pengaruhnya terhadap operasional warung.

"Mogok nasional. Rencana tanggal 10 - 11 Desember nanti, semua elemen karyawan akan turun ke jalan. Serentak di seluruh Indonesia." Lanjut saya. Segelas kopi panas terhidang di depan saya.

"Halah, sok-sok an aja kali. Kemarin kamu kayaknya bela-bela pabrik, secara levelmu sudah menjadi mandor. Sekarang malah ikut demo pabrik." Begitu jawab mbok Djum. Sepertinya dia masih tidak menganggap serius dengan apa yang akan terjadi minggu depan.


"Kamu itu sebenernya mau demo apa mau libur kerja sih?" Lanjut mbok Djum.

Karyawan mulai masuk satu-satu ke warung ini untuk sarapan juga. Mbok Djum membersihkan meja-meja yang ada, tentunya sudah siap untuk membuat sarapan bagi orang-orang yang datang.

"BUkan gitu mbok, ini adalah bentuk solidaritas saya kepada rekan-rekan karyawan yang menuntut haknya. Agar karyawan bisa hidup layak." Jawab saya mengelak.

"Sampeyan ini lho, sebenarnya kemarin itu sudah cerdas sekarang kok menyamar. Takut melawan arus ya?" Jawab mbok Djum tegas.

"Gak papa mbok. Yang penting mogok nasional akan tetap dilaksanakan. Agar mereka-mereka tahu kami karyawan punya kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh."

"Hey, jangan salah. Setiap isu tentang karyawan dan perusahaan, sudah pasti pabrik lebih tahu dan mengambil tindakan lebih dulu. Jangan dikira pabrik tidak ambil tindakan. Mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.
Sekarang mau apa? Menghentikan operasional pabrik, turun ke jalan blokir jalan tol. Trus orasi. Trus minta kepada pihak yang berkepentingan, siapa?
kepada pabrik? Saya yakin pabrik tidak akan peduli dengan demo. Pabrik mana pula yang mau didemo, semua pabrik tidak ada yang mau. Pabrik menginginkan yang aman-aman saja. Asal sesuai dengan prosedur yang berlaku ya dijalankan.
kepada pemerintah? Pemerintah sudah sejak 2 bulan kemarin sudah bolak-balik kesana-kesini untuk melakukan mediasi masalah kenaikan UMK-UMR. Trus sekarang menggelar acara nasional mogok kerja. Lha apa lagi yang diminta? Sampai kapanpun tidak akan pernah puas dengan keinginan yang terus diminta.

Jangankan  mogok dua hari. Mogok seratus hari pun, pabrik tetap punya rencana darurat agar terus berjalan. Gampangnya begini, 2 hari yang rencananya kalian mogok itu, sudah pasti ada kompensasinya. Entah itu hari minggu disuruh masuk atau dipotong gaji, bener gak?!"

Saya makin garuk-garuk kepala. Memang benar apa yang dikatakan mbok Djum. Bahwa sebenarnya pabrik sudah punya yang namanya contingency plan untuk kondisi darurat seperti ini. Eh, darimana mbok Djum tahu kalau hari minggu tetep masuk? Pabrik tetep beroperasi? Saya kira itu adalah informasi yang tidak disebar untuk umum.

Kemudian mbok Djum melanjutkan kalimat-kalimatnya.
"Sebagai bocoran saja, induk pabrikmu itu. Akan memindahkan sejumlah produksinya ke luar negeri. Kulkas, mesin cuci, TV dengan sejumlah tertentu akan dipindahkan ke India atau Vietnam. 50%, 60%, 70% saya gak akan ngasih tahu."

Seketika wajah saya tegang. Sarapan saya seakan-akan tertahan di dada, tidak bisa masuk ke dalam perut. Bayangan saya ke depan sudah tergambar jelas. Pekerjaan mencoret member adalah pekerjaan yang paling susah.

34 komentar:

  1. Nah, kalau udah pindah begitu gimana?

    Kalau udah demo begitu, suka khawatir sama suami. Dia gak pernah ikut mogok, tapi akses ke kantornya suka jadi macet total :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naaah kalau sudah diputuskan kita tinggal menunggu saja eksekusinya. Presiden pabrik kan manusia setengah dewa, setiap ucapannya pasti terjadi hahahaha
      Segera cari plan B mbak untuk tanggal-tenggal tersebut.

      Hapus
  2. Ini salah satu hal yg dibahas dalam buku komik temen ku, Bang. Well.. Bener kata Mbok Djum, pabrik tetep punya plan B dan akan terus berjalan meski karyawan pada mogok kerja.. Karena akan ada orang lain yg dengan senang hati menggantikan pekerjaan mereka.. :'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk urusan ini, mbok Djum bisa tahu lebih dulu. Entah telinganya nempel di mana kok bisa dengar berita seperti ini.
      Pabrik sudah pasti punya rencana-rencana yang tidak diperkirakan oleh karyawan sebelumnya. Mau lanjut atau tidak, itu saja pilihan bagi karyawan. Dilema juga ya beb

      Hapus
    2. Betul, Bang.. Kok ya rasanya sementang pekerja trus jadinya ngga bisa apa-apa, bergantung sama perusahaan.. :(

      Hapus
    3. Kalau sudah pilihannya seperti itu gimana beb, mumet yang ngatur

      Hapus
  3. nah.. sbg karyawan biasa jg sepatutnya rasanya ya jg punya plan b.. apapun itu.. spy survive dan ga perlu tergantung perusahaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sipp setuju. Pabrik punya rencana lain, karyawan juga harus siap dengan segala konsekuensinya. Sekarang sudah jamannya mandiri, menang akan berjaya punya usaha sendiri, kalah akan tergilas oleh perusahaan.

      Hapus
  4. Mas, maaf ini beneran mau mognas? Soalnya tkt macet cz mau ada perlu tgl2 segitu.
    Semoga pemerintah dpt memberikan solusi terbaik bagi buruh ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keputusan sudah diambil, tanggal sudah ditentukan. Koordinator lapangan sudah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. Selama tidak ada larangan, Mogok Nasional tetap akan berjalan sesuai rencana.
      Maka sedari sekarang rencanakan plan B nya ya

      Hapus
  5. ooh, baru tau nih saya. pabrik udah nyiapin dari awal kalau kegiatan mogok nasional ini berjalan ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau pabrik tidak siap, sudah dari jauh-jauh hari akan gulung tikar, karena prinsipnya pabrik tidak mau rugi. Pabrik tidak mau profitnya berkurang, apalagi rugi.

      Hapus
  6. sebenernya perbandingan biaya oprasional pabrik di indonesia dengan di india bedanya jauh ya? .

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Hitungan gaji berdasarkan dollar mas. Di sana lebih murah
      2. India dan Vietnam topografinya adalah daratan, biaya operasionalnya lebih murah.

      Dengan dua opsi tersebut sudah cukup untuk mengambil keputusan.

      Hapus
  7. aku baru tau klo pabrik punya plan utk kegiatan mogok nasional. bukan aku ga empati dgn temen-temen, tapi dari sisi pengusaha pilihannya cuma dua kan? take it or leave it? semoga ada win win solution buat bersama ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pada dasarnya pabrik dan karyawan itu saling membutuhkan. Hanya saja perlu komunikasi yang lebih intens untuk kebaikan bersama.

      Hapus
  8. Hihihihi,...
    Ini analogi ya... kayaknya bakal lumayan nyambung kita kalau mbahas yang kayak gini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebagai sesama buruh pabrik dilarang saling mendahului hahahaha
      Mari kita posting mengenai pabrik beserta lika-likunya

      Hapus
  9. Kabarnya memang demikian mas, sy pun juga mendapat broadcast dari tiap DPC dan DPP di tp sy bekerja, kalo tgl itu bakal turun 15 ribu rekan buruh tumplek kejalan ibukota. Moga perjuangan para rekan berjalan damai dan membuahkan hasil terbaik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harapan kita semua bahwa yang disampaikan sesuai dengan agenda dan tidak anarkis. Semoga demo berjalan lancar dan pulang dengan selamat

      Hapus
  10. Lah kalau tukang kebun pada mogok menanam sekian ton bayam dan bawang bakalan melenggang. yook dipertemukan kepentingan dan keinginan yang kian meningkat.
    Terima kasih Mas untuk pencerahan ini. Salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, harus ada kesepakatan bersama demi kepentingan bersama. Kalau salah satu tidak sepakat maka yang rugi adalah semua pihak. Kita tidak lagi menemukan bayam dan bawang nah looo

      Hapus
  11. Hehehe, mogok nasional bang mandor. Kalau yang mogok karyawan perusahaan nasional atau BUMN kayak Telkom, pabrik pupuk, PT KAI , transjakarta, pemerintah bisa pusing kepapla. Fasilitas publik mesti macet. Dipindahkan ke luar negeri ya nggak mungkin, khan cuman lokalan. Kalau perusahaan multinasional, itu baru bisa main pindah. Hehehehe...!!! Salam bang mandor. Kunjungan balik ke blog bang mandor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih telah berkunjung.
      Eh untuk perusahaan BUMN saya kira sudah ada serikat pekerjanya. Saya belum tahu serikat pekerja BUMN akan ikut turun juga atau tidak. Kalau fasilitas publik untuk rakyat saja mogok bisa chaos negara ini

      Hapus
  12. WOW Mbok Djum itu cerdas banget. Jangan2 beliau itu sedang menyamar ... intel yang menyamar, mungkin?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naah itu juga bunda. Mbok Djum bisa punya ribuan telinga yang menempel di dinding-dinding tembok. Bisa mendengar berita bahkan yang paling rahasia sekalipun

      Hapus
  13. dlm keadaan apapun musti punya plan B ya ( mbok Jum pinter banget..,)....
    siap2 berangkat dan pulang kerja macet2an tgl segitu ..,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar, plan B, rencana lain, Contingency plan atau apalah sebutannya harus sudah dipersiapkan dari jauh hari agar kondisi tidak bergampak terlalu luas.

      Hapus
  14. Komentar Mbok Djum yang ini, "Mau demo apa mau libur kerja sih?" itu jleb banget ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya langsung kena sekak, gak bisa membantah mas

      Hapus
  15. Permintaan kenaikkan gaji seperti gak pernah ada kata cukup ya, lalu solusinya ap ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menuruti keinginan ya gak ada cukupnya. Solusinya pasti masing-masing punya tuntutan. Harus duduk bersama satu meja dan harus ada kata sepakat.

      Hapus
  16. Penasaran sama mbok Djum nih mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan-kapan kalau mbak ely datang ke Indonesia saya kenalkan dengan mbok Djum ya

      Hapus

Ada komen, silahkan.
Mohon maaf jika tersandung Chapcha, setting saya sudah non-aktif tapi mungkin ini adalah kebijakan blogspot. Terima kasih